Hidayatullah.com– Mantan Komandan (Dan) Korps Marinir Letnan Jenderal TNI Mar (Purnawirawan) Suharto mengungkapkan bahwa ada tiga musuh besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Pertama, kata dia, invasi besar-besaran China.
Kedua, “kepolisian yang sudah melanggar sumpah kita,” ujarnya saat berorasi di atas mobil komando dalam aksi menolak pemilu curang di depan Gedung Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/05/2019).
Kemudian, musuh besar ketiga bangsa ini, kata dia, adalah neo-komunisme.
Baca: Aksi di Bawaslu Berlangsung Kondusif, Massa Pulang dengan Tertib
Selain itu, dalam orasinya, Suharto menegaskan sikapnya untuk melawan kedzaliman yang terjadi di negeri ini, bahkan siap mewakafkan dirinya.
Menurutnya, di usianya yang sudah 72 tahun, seharusnya dia sudah pensiun. Namun, katanya, melihat semua ini ia tidak akan pensiun.
“Akan saya wakafkan usia saya ini untuk melawan kedzaliman,” ujarnya tegas di depan puluhan ribu massa yang memadati lokasi aksi damai itu.
Baca: Dari Emak-emak sampai Purnawirawan Jenderal Ramaikan Aksi Tolak Pemilu Curang
Ia menilai bahwa Pemilu 2019 adalah pemilu yang paling curang, maka kecurangan harus dilawan.
“Kalau lepas (Pemilu) 2019 (ini), kita akan menjadi jongos di negeri ini. Hanya ada dua pilihan, bangkit atau punah!” ungkapnya lantas bertakbir dua kali.
“Allahu Akbar!”
Suharto pun menyinggung para aktivis dari mahasiswa agar ikut serta melawan kedzaliman dan kecurangan. Tak lupa ia mengapresiasi keluarga besar Universitas Indonesia (UI) –identik dengan jaket kuning– yang turut serta dalam aksi di depan Bawaslu tersebut.
“Kita (pada tahun) 98 bergandengan, saya harapkan bukan hanya jaket kuning, saya meminta jaket-jaket yang lain,” ungkapnya.
Baca: Dengar Adzan, Massa Aksi Pemilu Curang Tunaikan Shalat Ashar Berjamaah
Ia pun mengaku tahu siapa saja aktivis-aktivis 98.
“Saya tahu orang per orang dari aktivis 98, saya aktivis di situ,” sebutnya, seraya mengajak para mahasiswa untuk turut berjuang demi generasi bangsa ke depan.
“Satu perjuangan kita untuk anak cucu kita, bangkit atau punah,” tegasnya.*