Hidayatullah.com–Penyair dan sastrawan senior Taufik Ismail mendorong anak anak muda yang tergabung dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) untuk terus berjuang membela hak-hak kaum Muslimin, khususnya mengadvokasi pelajar Muslim yang masih mendapat diskriminasi tak boleh mengenakan jilbab di sekolah.
“Selalu saja ada beragam cara untuk menyerang Islam. Jangan pernah lelah dalam berjuang, karena tanpa ada generasi muda yang bersemangat dalam berjuang, lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan hak,” kata Taufik Ismail kepada rombongan PB PII yang menemuinya di sela-sela acara Milad HMI ke-67 di Gedung Juang ’45 Jakarta Pusat, belum lama ini.
Tim Advokasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan PB PII menemui Taufik Ismail untuk menyampaikan fenomena larangan jilbab yang dialami oleh siswi-siswi Muslim di tanah air.
Kepada rombongan PII tersebut, Taufik Ismail mengaku telah mengetahui hal itu dari media cetak. Pada kesempatan itu Taufik berpesan kepada PB PII/Tim Advokasi untuk sabar dalam perjuangan.
“Terus berjuang dan sabar,” katanya.
Wakil Sekjen PB PII, Helmy Al Djufri, mengatakan, larangan jilbab selama ternyata tidak hanya ada di Bali. Pihaknya selama satu bulan sejak tanggal 10 Februari hingga Maret 2014 ini berkeliling di Propinsi Papua Barat dan Propinsi Papua. Ia menemukan laporan pernah juga terjadi larangan jilbab di sekolah negeri dan perguruan tinggi di wilayah itu.
Contohnya di SMPN 1 Kota Sorong, SMPN 9 Kota Sorong, SMKN 1 Kota Sorong, dan AKPER Kota Sorong. “Untuk SMPN 9 Kota Sorong kasus tersebut telah diselesaikan pada tahun 1990-an oleh PW PII ketika mengadvokasi siswa di sana, dan sekarang Kepala Sekolah SMPN 9 Kota Sorong adalah seorang muslim,” katanya dalam keterangannya kepada media ini, Ahad (9/3/2014).
Lalu, di SMPN 1 Kota Sorong dan SMKN 1 Kota Sorong telah diselesaikan kasusnya akhir tahun 2013 ini oleh PII dan elemen masyarakat lainnya.
“Namun untuk kasus di SMPN 1 Kota Sorong yang dilarang adalah foto untuk Ujian Nasional (UN). Untuk sehari-hari bersekolah dibolehkan berjilbab,” tandasnya.*