Hidayatullah.com– Muhammad Nuh, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, menilai bahwa masjid sebaiknya memiliki fungsi peradaban.
Ia mengatakan, masjid sebaiknya memiliki empat fungsi. Yaitu fungsi peribadatan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
“Bukan sekadar membangun masjid biasa, tapi sebagai fungsi peradaban, minimal ada fungsi pendidikan, paling tidak ada PAUD, dan TPQ sehingga anak kecil sudah biasa mengenal Al-Qur’an,” jelas Muhammad Nuh pada peluncuran Program Indonesia Berseri Johari Zein Foundation di Jakarta pekan kemarin sebagaimana rilis Johari Zein Foundation kepada hidayatullah.com, Senin (21/10/2019).
Indonesia Berseri (Bersedekah Jariah) adalah program pembangunan, pengembangan, dan pemakmuran 99 masjid di delapan penjuru dunia yang diinisiasi oleh Johari Zein Foundation.
Baca: Wapres Resmikan Pusat Dakwah Hidayatullah dan Masjid Baitul Karim
Johari Zein Foundation merupakan lembaga filantropi yang didirikan oleh tokoh logistik nasional, Djohari Zein, pada tahun 2017. Visinya menjadi wasilah terwujudnya umat yang bertakwa melalui pembangunan 99 masjid tersebut. Angka 99 diambil dari nama-nama baik Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99.
Dari 99 masjid, saat ini Johari Zein Foundation telah membangun Masjid Zeinurrahim di Desa Medana, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Sesuai dengan cita-cita tersebut, jika 99 masjid sudah terbangun, Johari Zein Foundation akan kembali membangun 99 masjid lainnya, seperti halnya orang yang sedang berthawaf.
M Nuh mengaku bahwa ia sangat senang atas cita-cita yang diinisiasi oleh Johari Zein Foundation. Ia berharap, cita-cita pembangunan tidak berhenti pada 99 masjid, tapi terus bertambah lagi.
Untuk menyukseskan program Indonesia Berseri, yayasan itu membentuk komunitas Relawan Bangun Masjid (RBM).
RBM bertujuan untuk menghimpun, menyebarkan, dan mendukung program pembangunan peradaban manusia yang unggul dan berakhlak mulia melalui masjid. RBM adalah bagian dari Program Indonesia Berseri.
Siapa Djohari Zein?
Djohari Zein merupakan pria warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1954. Ia mengaku masuk Islam pada tahun 1982.
“Saya… dari keluarga pedagang sederhana, WNI Tionghoa, dalam lingkungan keluarga Buddha namun disekolahkan pada sekolah-sekolah Katholik sampai SMA. Alhamdulillah dalam perjalanan hidup saya, saya menemukan Islam sebagai agama saya. Saya mualaf di tahun 1982, dan sejak saat itu, Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup saya,” jelas Djohari Zein dalam sambutannya.
Djohari mengaku, pada usia ke 65 tahun, hampir setengah dari usianya dihabiskan waktunya untuk membangun perusahaan perusahaan logistik nasional di Indonesia, yang ia impikan bisa menjadi perusahaan logistik yang jadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Alhamdulillah, sampai hari ini, JNE mampu bertahan sebagai market leader di bidang logistik di Indonesia. Saya menikmati perjalanan saya dengan JNE, karena saya banyak mendapat ilmu dan pengalaman, selain uang yang cukup, saya bertemu dengan guru spiritual yang istimewa, Bapak Alm H Soeprapto, dermawan dan entrepreneur luar biasa,” tuturnya.
Berangkat dari pengalaman spiritual tersebut, kata dia, lahirlah Johari Zein Foundation.
Baca: Pimpinan MPR: Masjid Sarana Tingkatkan Kualitas Umat & Bangsa
Bagi Djohari, masjid adalah tempat yang tepat untuk meningkatkan keimanan, semakin kuat keimanan seseorang, semakin besar pula perlindungan Allah padanya. Demikian pula halnya, terhadap bangsa yang beriman, maka mereka akan senantiasa dalam lindungan Allah. Dan sesempurna-sempurnanya orang beriman adalah yang paling baik akhlaknya (beradab).
Turut hadir dalam peluncuran Indonesia Berseri dan deklarasi RBM (17/10/2019) itu para tokoh nasional, di antaranya Seniman Dik Doank, Anggota Dewan Syariah Nasional MUI KH Cholil Nafis, dan praktisi ekonomi Syariah Adiwarman Karim.*