Hidayatullah.com– Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris menyindir kelompok-kelompok yang kerap menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan rasa kebencian (para haters).
“Saran saya (untuk haters Anies) jangan sering gol bunuh diri, nanti kehabisan energi karena perjalanan menuju 2024 masih panjang. Namun kalau memang tujuan menyerang Anies untuk memuaskan rasa benci Anda, silahkan saja terus serang secara sporadis, tidak perlu verifikasi kebenaran sebuah isu. Serangan Anda akan tetap jadi bahan lelucon warganet,” sindir Fahira di Jakarta dalam pernyataannya (09/01/2020).
Menurut Fahira, semakin intensifnya serangan terhadap Anies terutama pasca Pemilu 2019 tidak dapat dilepaskan progres kemajuan pembangunan kesejahteraan dan infrastruktur fisik di Jakarta serta deretan prestasi yang diraih Pemprov DKI Jakarta.
Berbagai capaian inilah katanya yang harus di-counter dengan informasi-informasi menyesatkan soal kepemimpinan Anies dengan tujuan agar media sosial dan perbincangan publik dipenuhi narasi bahwa Jakarta mengalami kemunduran. Selain itu juga dikarena kekhawatiran mereka terhadap Anies sebagai kandidat paling potensial pada Pilpres 2024 mendatang.
“Mereka kesulitan cari celah isu yang bisa dijadikan amunisi untuk menyerang. Namun di sisi lain mereka juga ditargetkan harus ada serangan. Makanya tidak heran, isu yang mereka jadikan peluru bukan hanya tidak valid dan keliru sehingga berbalik ke mereka sendiri. Dan anehnya ini terjadi berulang-ulang bahkan ikut diciutkan akun-akun yang dikenal publik pemiliknya,” sebut Muslimah yang juga pegiat media sosial ini.
Fahira mengatakan, berbagai serangan yang ditujukan ke Anies Baswedan terutama di media sosial semakin intensif saja. Namun sayangnya sebagian besar serangan ini tidak berbobot bahkan menjurus ke penyesatan informasi bahkan fitnah. Walau terlihat terorganisir terutama terkait akun dan konten, namun isu yang jadi amunisi serangan sangat sporadis tanpa memperhatikan konteks, waktu, tempat, dan validitas data sehingga tidak jarang serangan mereka jadi bahan lelucon warganet. Terbaru adalah soal lokasi banjir di Jabodetabek yang semua lokasi banjir mereka klaim terjadi di Jakarta.
Fahira menilai, kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Anies sebagai gubernur perlu terus dikritisi. Tentunya dengan kritik yang juga berbobot. Syarat kritik yang berbobot cuma satu yaitu paham bahwa obyek yang dikritik memang tanggung jawab Pemprov DKI dan gubernur.
“Bedakan wilayah Bekasi, Tangerang dan DKI saja tidak mampu. Siapa pengelola Kawasan GBK dan Jembatan Utan Kemayoran saja tidak paham. Bagaimana mau mau kritik apalagi menyerang. Belum lagi hobi mereka menampilkan berita lama, foto lama, dan data lama (sebelum Anies jadi gubernur) untuk menggambarkan kondisi Jakarta sekarang dengan tujuan mendegradasi yang ujung-ujungnya jadi ajang gol bunuh diri,” sebutnya.*