Hidayatullah.com– Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menyoroti rencana pemberlakuan new normal (normal baru) yang tengah disosialisasikan oleh pemerintah.
Anggota DPR RI dari dapil Jakarta Timur ini menilai normal baru tidak signifikan menolong ekonomi yang sedang menurun.
Menurut Anis, ketika normal baru diberlakukan secara efektif pun, daya angkat industri terhadap perekonomian tidak akan sama dan tidak akan sekuat ketika sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Hal ini karena normal baru diberlakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, dimana physical distancing tetap dilakukan. Dan para pekerja yang berusia di atas 45 tahun tidak bisa masuk kerja.
“Faktor ini akan mempengaruhi struktur pekerja di perusahaan-perusahaan,” ujarnya di Jakarta dalam rilisnya diterima hidayatullah.com, Kamis (28/05/2020).
Ia menegaskan, pemerintah harus benar-benar melakukan kajian yang matang soal skenario dan dampak normal baru kepada kesehatan masyarakat dan perekonomian. Ia mengingatkan, jangan sampai tujuan normal baru malah seperti jauh panggang dari api.
“Jangan sampai pemberlakuan kebijakan new normal membuat jumlah kasus justru makin bertambah dan membuat pemulihan ekonomi menjadi makin lama untuk Indonesia,” ujarnya.
Anis menyoroti kesiapan pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai. Dengan kurva yang masih naik dan aktivitas masyarakat yang akan kembali dibuka, kemungkinan penambahan pasien positif dalam jumlah besar akan sangat nyata.
“Jika pemerintah memaksakan diri menerapkan new normal, menurut saya justru akan mengkhawatirkan. Sebab, peningkatan aktivitas masyarakat akibat kebijakan itu bisa berpotensi menambah jumlah kasus virus corona di dalam negeri,” ujarnya.
Anis menilai, normal baru belum semestinya diberlakukan pemerintah saat ini, karena jumlah pertambahan kasus yang masih cukup tinggi.
Rata-rata 400 kasus positif virus corona bertambah setiap hari. Bahkan pada tanggal 21 Mei lalu, terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 sebanyak 973 orang.
“Saat ini saja, PSBB belum bisa dikatakan efektif, masih banyak masyarakat beraktifitas keluar rumah tanpa masker atau tanpa jaga jarak,” ungkapnya.*