Hidayatullah.com–Siapa yang tak kenal Labuan Bajo? Daerah ini terkenal dengan destinasi wisatanya, Taman Nasional Komodo. Labuan Bajo merupakan salah satu desa di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Akan tetapi, yang diceritakan di sini adalah kegiatan “Tebar Al-Qur’an” di pulau-pulau sekitar Labuan Bajo. Pada 24 hingga 25 Oktober lalu, Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) menggandeng relawan untuk menyalurkan wakaf al-Qur’an di masjid-masjid di 5 pulau sekitar Labuan Bajo, seperti Pulau Kukusan, Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Rinca, dan Pulau Komodo.
Miftakhul Baihaqqi, relawan 1000 Qur’an untuk Flores mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan karena di masjid-masjid itu masih kekurangan al-Qur’an. “Selain al-Qur’an, buku Iqra’, juga butuh buku-buku bacaan Islami seperti sirah Nabi dan Sahabat, buku panduan doa, buku wirid pagi dan petang,” ujar Vicky, panggilan akrabnya.
Menurut Vicky perjalanan membagikan al-Qur’an memakan waktu 2 hari 1 malam. “Seru banget. Mulai dari awal perjalanan, ketika melihat kehidupan masyarakat yang mendiami pulau-pulau itu, hingga perjalanan pulang,” katanya.
Pertama, Vicky menuju Pulau Messah. Ia diterima oleh Ustadz Suhardi, pengurus Masjid Besar Jihadul Akbar. Mereka sangat berterima kasih. “Alhamdulillah, semoga Allah SWT melimpahkan pahala yang berlimpah bagi para pewakaf al-Qur’an, pengurus Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah dan para relawan,” ujar Suhardi.
Setelah itu, Vicky menuju Pulau Papagarang dan menyerahkan al-Qur’an untuk jamaah Masjid Babussalam. Di sana, ia bertemu dengan Ustadz Alwi, seorang nelayan yang juga sukarelawan di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
“Maaf, kakinya cacat dan pakai tongkat, tapi punya semangat yang keren. Luar biasa. Rumahnya dijadikan TPA, sangat sederhana sekali, santrinya banyak, dan butuh bantuan dari para muhsinin,” Vicky memaparkan. “Sudah 6 tahun TPA ini berdiri. Ini di rumah pribadi, seadanya saja. Ini sukarela tanpa harus membebani orangtua. Santri di sini mengaji setelah Zuhur sampai Ashar,” ungkap Alwi.
Vicky juga berkunjung ke 3 TPA lainnya. Salah satunya, TPA tertua yang ada di Pulau Papagarang. “Sangat sederhana dan butuh bantuan. Namun mereka masih istiqamah mengajarkan pendidikan Islam sampai sekarang,” ucap Vicky.
Mesin Kapal Mati
Dari Pulau Papagarang, ia melanjutkan ke Pulau Komodo. Perjalanannya sekitar 2,5 jam menggunakan kapal perahu. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar, dan Gili Motang.
Ada yang menarik, saat Vicky akan menyerahkan al-Qur’an ke imam masjid di Pulau Komodo, ternyata harus menunggu beberapa jam. Pasalnya, imam masjid yang akan ditemuinya ternyata menjadi saksi acara pernikahan. “Jadi tidak bisa langsung kasih Qur’an, saya harus menunggu dulu,” katanya.
Setelah usai penyerahan, meskipun sudah malam Vicky memutuskan untuk kembali ke Pulau Rinca. Qadarullah, ketika masuk di Selat Padar, tiba-tiba mesin kapal mati. Angin laut sangat kencang. Tak ada lampu dan di selat ini terkenal sangat berisiko.
Vicky berusaha tenang. Pasalnya, ia pernah juga merasakan hal seperti ini, bahkan lebih parah lagi. Sementara sang nakhoda kapal terus berupaya menghidupkan mesin.
“Namun saya yakin kepada Allah, apa yang saya lakukan ini adalah kebaikan, masa Allah tidak menolong?” gumam Vicky. “Saya terus berdoa agar diberikan perlindunngan dan kemudahan. Alhamdulillah, setelah beberapa waktu bisa jalan lagi.”
Setelah tiba di Pulau Rinca, ia menginap di rumah kenalannya bernama Laha. Saat Subuh kemudian ia membagikan al-Qur’an di Masjid Nurul Taqwa. Ia diterima oleh pengurus masjid bernama Muhammad Saleh.
Berikutnya, Vicky menuju ke Pulau Kukusan. Di sini ia menyerahkan wakaf al-Qur’an ke pengurus Masjid Al-Hidayah, Salahuddin. Mereka sangat berterima kasih. “Alhamdulillah, insya Allah al-Qur’an ini sangat bermanfaat bagi jamaah masjid di sini,” ujar Salahuddin.
Program “Tebar Al-Qur’an” ini merupakan kegiatan kedua bagi Vicky. Sebelumnya, ia diajak oleh Tri Satya Putra Pamungkas dari komunitas yang melakukan program “1000 Qur’an untuk Flores” tahun 2019.*