Hidayatullah.com- Empat tokoh nasional dari berbagai ormas Islam menjadi narasumber pada Tabligh Akbar Gabungan Akhir Tahun 2020 yang bertema “Pendidikan dan Kebangkitan Peradaban Kita” secara virtual, semalam, Ahad (27/12/2020).
Keempat pembicara tersebut adalah Dr Jeje Zainuddin dari Persatuan Islam (Persis), Dr. Zaitun Rasmin dari Wahdah Islamiyah, Dr Adian Husaini dari Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, dan Dr Nashirul Haq dari Hidayatullah.
Dalam uraiannya yang berlangsung secara online melalui zoom dengan kapasitas peserta 1500 orang itu, Dr Nashirul yang akrab disapa UNH menjelaskan bahwa pendidikan dalam Islam memiliki konsep dan metode yang jelas.
“Pada ayat kedua Surah Al-Jum’ah kita dapat temukan bahwa pendidikan pertama yang harus diterima oleh anak-anak adalah Al-Qur’an. Inilah yang nantinya membentuk cara pandang, membentuk Qur’anic Worldview. Ini disebut dengan fase tilawah. Oleh karena itu di masa salafus shaleh anak-anak sejak balita sudah diakrabkan dengan Al-Qur’an, sehingga pada usia 10 tahun sudah tamat proses penanaman Al-Qur’an,” urainya.
“Berikutnya adalah fase tazkiyah dimana mulai dari jiwa, pikiran dan perilaku, semuanya disucikan, sehingga peserta didik terhindar dari orientasi menuntut ilmu yang berorientasi duniawiah,” tegasnya melanjutkan.
Selanjutnya Ketua Umum DPP Hidayatullah ini menekankan pentingnya ta’lim, pembelajaran ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an.
Sebelum menutup uraiannya, secara khusus Nashirul menekankan pentingnya peran pendidik sebagai muaddib, muallim, dan mudarrib.
“Muaddib bagaimana melahirkan peserta didik yang beradab. Muallim bagaimana guru mampu melahirkan generasi yang berilmu, alim. Dan, mudarrib berarti seorang guru harus mampu melahirkan peserta didik yang memiliki skill dan profesional. Kita ketahui bahwa dalam kehidupan ini kita butuh hadirnya manusia-manusia yang memiliki skill dan profesional,” jelasnya.* Imam Nawawi