Hidayatullah.com– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dampak bencana alam yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara. Bencana alam itu menyebabkan 5 orang meninggal dunia, 1 orang hilang masih dalam pencarian, serta 500 jiwa mengungsi yang masih dalam proses pendataan.
“Sejumlah kecamatan terdampak peristiwa ini antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan persnya di Jakarta, Ahad (17/01/2021).
Banjir dan tanah longsor terjadi di Kota Manado, kata Raditya Jati, akibat hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil pada Sabtu (16/01/2021) pukul 15.09 WITA dengan tinggi muka air sekitar 50-300 sentimeter.
Pusat Pengendali Operasi BNPB melaporkan kerugian materil yakni dua unit rumah rusak berat dan 10 unit rumah rusak sedang.
Baca: Gunung Semeru Meletus, Banjir Halmahera, Longsor Manado, Menambah Daftar Bencana Awal 2021
Baca: Rumah Sakit di Mamuju dan Kantor Gubernur Sulbar Ambruk Kena Gempa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado melakukan kaji cepat dan evakuasi bersama SAR, TNI/Polri, masyarakat dan relawan. Selain itu, BPBD Kota Manado katanya juga memberikan bantuan makanan siap saji kepada para pengungsi.
“BPBD Kota Manado memantau banjir saat ini telah berangsur surut,” sebutnya.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga di tengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021. “Masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk,” sebut Raditya Jati.*