Hidayatullah.com– Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Dr Nashirul Haq mendorong segenap kader dan warga Hidayatullah terus mencerahkan dan mencerdaskan umat dengan dakwah Al-Qur’an. Ikhtiar tersebut sudah digalakkan Hidayatullah sejak 15 tahun lalu melalui Gerakan Dakwah Nasional Mengajar-Belajar Al-Qur’an (Grand MBA).
“Sejak lebih dari 15 tahun lalu Hidayatullah telah menggaungkan Grand MBA. Karena setiap Muslim tidak lepas dari kewajiban belajar. Dan kalau sudah mempunyai kemampuan dan sudah menjalani pembelajaran, maka dia wajib untuk mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur’an,” kata Nashirul.
Hal itu disampaikan Ustadz Nashirul Haq (UNH), sapaannya, saat menyampaikan sambutan dalam acara penutupan secara resmi gelaran Training for Trainers Leadership Training Center (TOT LTC) & Lembaga Pendidikan Al Quran Bersanad (LPQ) ke-1 Pemuda Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/02/2021).
Spirit penyebarluasan dan pengajaran Al-Qur’an ini sebagaimana pula telah diserukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melalui haditsnya: Khoirukum man ta’allamal qur’aana wa’allamahu, bahwa sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.
Setalian dengan itu, UNH menjelaskan, panggilan untuk mencerdaskan umat dengan Al-Qur’an juga ternukil dalam Surat Ali ‘Imran ayat 79, dimana Allah menyeru untuk mengajak umat menjadi orang orang Rabbani.
“Generasi Rabbani di akhir ayat ini disebut sebagai manusia yang senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta mengajarkan dan mempelajari Al-Qur’an,” katanya.
Dalam pada itu, beberapa waktu lalu Hidayatullah telah meluncurkan majelis pengajaran dan bimbingan bernama Rumah Quran Hidayatullah (RQH). Sekarang sudah ada 1.500 RQH yang tersebar seantero Jakarta.
Ditargetkan pada beberapa tahun ini, RQ sudah bisa hadir di seluruh kabupaten/kota, bahkan di seluruh kecamatan di Indonesia ini yang jumlahnya kurang lebih 7.500.
“Dan Alhamdulillah, Pemuda Hidayatullah pada kesempatan ini telah melakukan TOT untuk menyiapkan muallim Al-Quran bersanad dalam rangka standardisasi metode sehingga gerakan ini bisa dilakukan masif secara nasional,” katanya.
Dalam rangka menguatkan agenda keumatan mencerahkan umat ini, UNH mendorong untuk terus dijalin kerja sama dengan siapa saja bahkan dengan anggota masyarakat secara luas pun juga diberikan kesempatan terlibat dalam program ini.
Atas nama DPP Hidayatullah, UNH memberikan apresiasi kepada Pemuda Hidayatullah yang telah berinisiatif untuk melakukan acara ini yang mudah mudahan dapat berkelanjutan bahkan bisa masif di seluruh tingkat wilayah dan daerah sehingga guru Al-Qur’an semakin banyak.
“Serta kita berharap bahkan menjadi kewajiban kita untuk menumbuhkan kepercayaan diri motivasi para warga Hidayatullah dan seluruh umat Islam agar mereka terpanggil dan bangga menjadi muallimul Qur’an yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dunia dan di akhirat,” imbuhnya.
Lebih jauh UNG menyebut pelatihan ini spesial karena pelatihan Al-Quran bersanad, dan, seharusnya, tegas dia, Al-Qur’an memang diajarkan secara talaqqi.
Dia lantas mengutip keterangan seorang tabi’iy bernama Abu Abdurrahman as-Sulami yang mengisahkan bahwa para Sahabat Nabi yang mengajarkan Al-Qur’an bahwa mereka menerima (belajar) Al-Qur’an dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sepuluh-sepuluh ayat. Mereka belum akan menerima sepuluh berikutnya sampai mereka tahu apa saja yang mesti diketahui dan diamalkan dalam sepuluh ayat tadi.
“Dengan demikian mereka tahu secara keilmuan dan secara pengamalan sekaligus,” ujarnya.
Dia mengatakan program yang telah dicanangkan pemerintah maupun Dewan Masjid Indonesia (DMI) sangat paralel dengan agenda Hidayatullah, sehingga berbagai rancangan tersebut dapat dijalankan secara sinergis.
“Alhamdulillah, Hidayatullah bersama pemerintah dan masyarakat terus bersinergi memberikan layanan keumatan di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial melalui berbagai program dan amal usaha,” katanya.
Sinergi dilakukan mulai dari bidang kepemudaan, kemuslimatan, pendidikan, di bidang sosial ada badan search and rescue (SAR), di bidang ekonomi umat ada Baituttamwil Hidayayatullah (BTH), ada PosDai di bidang dakwah, juga Sahabat Anak Indonesia (SAI) yang melayani anak dhuafa yang membutuhkan perhatian dan berbagai bidang lainnya.
UNH mengatakan, pada usianya sekarang, Hidayatullah telah hadir di seluruh penjuru Indonesia dan mancanegara dengan bekal keyakinan, ketaatan, dan kesiapan untuk mengemban amanah risalah kenabian.
Dia menyebutkan, Hidayatullah di umur 48 tahun yang lahir di Balikpapan kemudian menjadi ormas pada tahun 2000, ini telah hadir di 34 provinsi, 374 di kabupaten kota, dan memiliki jaringan pondok pesantren 620 yang tersebar di seluruh Indonesia.
UNH menukil pernyataan mantan Wakil Presiden HM. Jusuf Kalla yang pernah menganalogikan kader Hidayatullah seperti TNI atau Polri yang hanya dibekali tiket ketika bertugas dakwah.
“Kalau santri Hidayatullah lebih spesial lagi karena kadang-kadang tidak dibekali tiket. Kalau anggota TNI dibekali paling tidak ransel, kemudian ada alamat yang dituju, ada tunjangan. Kalau santri Hidayatullah modalnya keyakinan saja,” selorohnya.
Dia melanjutkan, dengan bekal spirit dakwah sebagaimana di dalam Al-Qur’an surah Muhammad Ayat 7: Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu in tansurul laaha yansurkum wa yusabbit aqdaamakum (Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu), mereka hadir berkhidmat ke tengah umat.
“Dan spirit ini tetap dijaga dan dipelihara oleh santri-santri Hidayatullah pada setiap kesempatan. Semuanya siap mengabdikan diri untuk menjadi dai Al-Qur’an,” pungkasnya.
Acara Training for Trainers Leadership Training Center & Lembaga Pendidikan Al Quran Bersanad ke-I Pemuda Hidayatullah di Balikpapan ditutup oleh Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Syafruddin Kambo. Dihadiri pula Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhamad dan pembina serta unsur pengurus Hidayatullah Ummul Qura Hidayatullah Balikpapan.
Turut hadir juga segenap instruktur LPQ dari Pusat Pendidikan Ulama Zuama (PUZ) STIS Hidayatullah, Ketua PW Hidayatullah Kaltim Shabirin Hambali, dan Ketua PD Pemuda Hidayatullah Balikpapan Imam Muhamad Fathi Farhat beserta jajarannya.* (Ainuddin)