Hidayatullah.com — Setelah berhasil mendirikan Sekolah untuk pengungsi Palestina di Beirut, Lebanon pada 6 November 2020 lalu, Muhammadiyah kini berencana membangun sekolah kedua. Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, pembangunan sekolah itu juga dilakukan sebagai salah satu bentuk penyaluran produktif dana bantuan umat untuk bangsa Palestina.
“Kenapa Muhammadiyah memilih membangun sekolah di Lebanon? Karena di situ kami mendapatkan informasi dari Pak Hajriyanto Y Thohari, Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, di Lebanon itu terdapat lebih dari 400.000 pengungsi Palestina,” jelasnya dalam forum daring Universitas Muhammadiyah Gresik, Senin (2/8/2011).
Alhamdulillah, program ini dilakukan sebagai penguatan peran internasional Muhammadiyah. Tidak hanya Palestina, Mu’ti mengungkapkan bahwa Muhammadiyah juga telah berbuat hal serupa pada berbagai bangsa lain, salah satunya adalah Rohingya.
“Alhamdulillah, berbagai kegiatan kemanusiaan Muhammadiyah juga sudah mendapatkan apresiasi internasional. Sehingga peran Muhammadiyah dalam gerakan kemanusiaan di Rohingya untuk masyarakat Rohingya di Myanmar di mana Muhammadiyah memberikan layanan kemanusiaan, satu tahun dokter-dokter Muhammadiyah itu membantu masyarakat pengungsi dan kemudian merintis berdirinya sekolah di Rakhine State Myanmar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa aksi Muhammadiyah di luar negeri termasuk berbagai aksi di dalam negeri terutama aksi melawan pandemi dilakukan untuk mengamalkan pesan kemanusiaan yang diajarkan oleh Al-Quran. “Ini memang menjadi sesuatu yang tidak mudah kita lakukan karena kita sendiri secara personal mungkin juga berada dalam kesulitan. Tetapi pada saat yang sama di tengah kesulitan itu kita juga tidak boleh egoistis, tidak boleh kemudian berfikir hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga harus berpikir untuk keselamatan orang yang lainnya,” tutupnya.*