Hidayatullah.com–Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengadakan panggilan telepon dengan rekannya, Presiden Tunisia Kais Said pada Senin malam. Dalam pembicaraan itu, ia menggarisbawahi pentingnya demokrasi dan perlindungan kebebasan di tengah perebutan kekuasaan yang dipandang sebagai ‘kudeta’.
Menurut sebuah pernyataan oleh Direktorat Komunikasi, Erdogan menggarisbawahi bahwa stabilitas dan perdamaian Tunisia adalah “sangat penting bagi kawasan” dan bahwa Turki mengikuti perkembangan di negara Afrika Utara itu. Ia menambahkan pemerintah Turki percaya Tunisia akan “mengatasi masa-masa sulit ini”, kutip Daily Sabah.
Erdogan juga mengatakan kepada mitranya dari Tunisia bahwa sangat penting untuk menjaga Parlemen Tunisia tetap bekerja terlepas dari semua kesulitan yang dihadapi negara itu. Dalam pidatonya baru-baru ini, Said mengatakan dia akan menangguhkan kekebalan semua anggota parlemen dan mengambil alih kantor kejaksaan.
Tunisia telah dicengkeram oleh krisis yang mendalam sejak 16 Januari, ketika Mechichi mengumumkan perombakan kabinet tetapi Said menolak untuk mengadakan upacara pelantikan menteri baru. Tunisia juga menghadapi penyebaran virus COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya di sebagian besar negara bagian, menyebabkan penyebaran virus yang cepat.
Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara Arab yang berhasil melakukan transisi demokrasi di antara negara-negara Arab lainnya yang juga menyaksikan revolusi rakyat yang menggulingkan rezim yang berkuasa, termasuk Mesir, Libya, dan Yaman.*