Hidayatullah.com — Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) bekerjasama dengan SAR Hidayatullah menyalurkan bantuan pada Rabu (22/12/2021) untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Bantuan berupa wakaf Al-Qur’an dan perangkat alat shalat tersebut diserahkan kepada takmir musholla atau masjid di wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Salah satunya kepada Abdul Ghofur, pengurus Musholla Al-Amin, yang terletak di Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada Yayasan Al-Qur’an Suara Hidayatullah atas bantuannya,” ujar Abdul Ghofur.
Abdul Ghofur yang juga menjadi imam sehari-hari tinggal bersebelahan dengan musholla tersebut. Rumahnya sendiri telah menjadi Posko Bersama yang dikelola oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan SAR Hidayatullah sejak awal erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
“Sejak awal erupsi sudah jadi posko. Sempat juga menampung pengungsi beberapa hari pertama erupsi,” ungkap Abdul Ghofur.
Selain shalat lima waktu, Musholla Al-Amin juga menjadi tempat anak-anak warga sekitar mengaji setiap bakda Maghrib.
“Untuk orang dewasa, ada tadarussan setiap malam Selasa. Kalau malam Minggu, ngaji bergilir di rumah-rumah warga,” tutur Abdul Ghofur.
Tak hanya Musholla Al-Amin, YAWASH juga meyalurkan bantuan serupa ke beberapa Musholla dan Masjid lain di Dusun Gumuk Mas. Di antaranya ada Musholla Miftahul Ulum dan Masjid An-Nur, masjid utama di dusun tersebut.
Pantauan Hidayatullah.com aktivitas warga di Desa Supiturang sendiri perlahan mulai berlangsung normal. Anak-anak telah kembali bersekolah dan orang dewasa mulai dapat bekerja.
Sementara, berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021, pukul 18.00 WIB mencatat korban meninggal bertambah 1 jiwa sehingga total meninggal dunia akibat erupsi menjadi 51 jiwa. Penambahan korban tersebut dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar.
Selain jumlah korban meninggal, Posko mencatat 5 potongan tubuh ditemukan di lokasi terdampak.
Sedangkan jumlah warga mengungsi tercatat 10.395 jiwa, yang tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa. *