Hidayatullah.com– Beberapa waktu lalu, Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Nusron Wahid, sempat memicu kontroversi akibat pernyataannya menyinggung Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menanggapi itu, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan, sikap dan pernyataan Nusron kepada MUI, khususnya pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC), Selasa (11/10/2016) lalu, bukan mewakili NU.
“Itu, kan, atas nama partai Nusron (Golkar. Red). Pernyataan atas nama ketua partai. Itu, silakan saja. Dia tidak mengatasnamakan NU,” ujar Helmy saat dimintai tanggapan oleh hidayatullah.com di gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Jumat (28/10/16) lalu.
Diketahui, Nusron Wahid memang pernah menjabat sebagai Ketua PBNU. Saat tampil di ILC bertema “Setelah Ahok Minta Maaf” itu, Nusron membuat penyataan kontroversial terkait ulama.
Ia mengatakan, “Yang namanya al-Qur’an, yang paling sah untuk menafsirkan, yang paling tahu tentang al-Qur’an itu sendiri adalah Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul. Bukan Majelis Ulama Indonesia (MUI), bukan Ahmad Dhani, bukan Dahnil Simanjuntak, juga bukan juga saya, maupun Hamka Haq, bukan itu,” sambil menyebut nama sejumlah tokoh pembicara pada acara itu.
Pernyataan itu menimbulkan kecaman banyak kalangan, termasuk pengguna media sosial yang meramaikan tanda pagar #JanganHinaMUI.
Komentari Ulama, Politisi Golkar Dikecam dengan #JanganHinaMUI
Soal sikap dan pernyataan Nusron itu, Helmy mengungkap, banyak warga NU yang mempertanyakannya.
“Bagi warga NU sebagian banyak bertanya, banyak bermasalah. Tapi kembalikan karena itu sikap partai politik. Jadi, kan, boleh, berhak (Nusron begitu. Red),” ujarnya.
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Helmy menjelaskan, Nusron sudah bukan Ketua PBNU lagi setelah mendapatkan jabatan di Golkar pertengahan tahun 2016.* Ali Muhtadin