Hidayatullah.com — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengklaim telah mendeteksi 650 konten propaganda anti-NKRI sepanjang Januari-Desember 2021. BNPT menyebut glorifikasi khilafah adalah salah satu di antara bentuk konten tersebut.
“Sepanjang Januari hingga Desember 2021, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi 650 konten propaganda yang mengandung pesan anti-NKRI, anti-Pancasila, intoleransi, takfiri, konten terkait pendanaan dan pelatihan, termasuk di dalamnya glorifikasi ideologi khilafah,” kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/6/2022).
Boy menyebut kelompok radikal memanfaatkan masa pandemi COVID-19 untuk menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Menurutnya, kelompok itu tidak ragu menunjukkan eksistensinya melalui media sosial.
“Pandemi COVID-19 yang selama dua tahun ini terjadi di seluruh dunia pun dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan paham-paham ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila. Ideologi yang bertentangan dengan Pancasila tersebut digunakan untuk menyerang pemerintah,” kata Boy.
“Kelompok teror kini tidak ragu menunjukkan eksistensinya melalui media sosial. Mereka yang dulu bergerak dengan sayap, sekarang justru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk secara gamblang melakukan propaganda nilai dan atau ideologi, perekrutan, hingga penggalangan dana,” lanjutnya.
Dia mengatakan BNPT telah membentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi. Duta damai itu bakal aktif menyebarkan konten edukasi untuk memerangi konten propaganda.
“BNPT membentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi di mana komunitas anak muda ini aktif mendiseminasikan narasi-narasi baik serta konten edukatif untuk memerangi propaganda siber kelompok teror,” ucapnya.
Boy juga mengatakan BNPT telah melakukan patroli siber. BNPT, katanya, telah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi.
“BNPT berkoordinasi dengan stakeholder terkait melakukan patroli siber dan take down terhadap konten hang mengandung 9P (propaganda, perekrutan, pendanaan, pelatihan, pembentukan paramiliter, penyediaan logistik, perencanaan, pelaksanaan serangan, dan persembunyian) di berbagai platform media sosial,” ujarnya.
“BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi yang aktif mengedukasi masyarakat di daerah terkait bahaya radikalisme terorisme,” imbuhnya.
Boy menyebut kelompok Khilafatul Muslimin yang baru-baru ini menjadi sorotan, melakukan perekrutan anggota melalui pendidikan. Dia mengatakan, masa selesainya pendidikan di kelompok tersebut berbeda dengan aturan pemerintah.
“Kelompok KM juga gencar melakukan perekrutan melalui pendidikan, yaitu dengan membangun lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki kurikulum dan waktu penyelesaian pendidikan yang berbeda dengan yang sudah diatur oleh pemerintah,” katanya.*