Hidayatullah.com–Sekjen Forum Ulama Indonesia (FUI) Muhammad Al-Khatath mengatakan pergerakan Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (ISIS/ISIL) kian hari seakan-akan tidak dapat dibendung di tanah air. Di sisi lain, ada usaha memelihara isu ini di Indonesia.
“Ada target ‘dipelihara’ pemberitaan ISIS di Indonesia,” ujarnya Pengajian Politik Islam (PPI) Al-Azhar Masjid Agung Al-Azhar, Jl. Sisingamangaraja Jakarta Selatan dengan “Memahami ISIS dan Monsterisasi simbol-simbol ajaran Islam.”
Menurut Khatath, isu ISIS seolah dipelihara dalam pemberitaan media massa di Indonesia. Tidak seperti di negara lainnya yang menanggapinya dengan cepat dan proporsional. Misalnya saja Malaysia dan Turki. Keduanya mengambil langkah cepat tanpa intervensi dari manapun, sekalipun itu dari AS.
Al-Khathath yang juga pernah menduduki posisi penting di ormas HTI ini juga berpesan agar terus mewaspadai tiap lembaga non dan pemerintah, serta juga pergerakan liberal. Menurutnya, ada beberapa lembaga non pemerintah yang memanfaatkan isu ISIS. Adapun targetnya ialah menaikkan UU teroris yang kian ketat.
“Ada target UU Teroris ditingkatkan. Ada lembaga yang memanfaatkan isu ISIS, kita harus mewaspadainya,” ujarnya.
Menurutnya, pemeliharaan isu ISIS dinilai akan merugikan umat Islam yang selama ini terus dijadikan ‘kambing hitam’ dalam kasus terorisme di Indonesia.
Selain itu, menanggapi simbol dan kata tauhid yang digunakan ISIS, Al-Khathath mengatakan di Indonesia akan sangat riskan untuk dipermasalahkan. Seperti yang masyarakat tahu, jika ada mengenakan, akan ditangkap, dan telah terbukti.
Menurutnya, simbol dan kata tauhidlah yang dipermasalahkan. Alasannya, ini adalah target ideologis, yaitu penghapusan khalifah, jihad, dan bendera Rasulullah di benak masyarakat Muslim.
“Sasarannya ideologis. Yakni menghapus kata khalifah, jihad, dan bendera Rasul,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Dr Daud Rasyid mewakili Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dan Ismail Yusanto mewakili HTI, ormas Islam dan masyarakat.*
.