Hidayatullah.com–Sekjen DPP PDIP Hasto Kristyanto meradang terhadap orasi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang sempat mengatakan akan melaporkan pidato Ketua DPP PDI-P Megawati di HUT PDIP ke-44 pada Selasa (10/1/2017) yang dinilai telah menodai agama.
Sebelumnya, dalam sebuah orang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab, meminta Kepolisian memeriksa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, terkait pidato politiknya di HUT PDI Perjuangan ke-44 pekan lalu. Kader PDIP pun meradang.
“Sekiranya Pak Rizieg ada yang tidak puas, sampaikan melalui jalur hukum, dan kami akan siapkan pembela hukum terbaik. Bagi kami komitmen terhadap fondasi kehidulan berbangsa dan bernegara tidak bisa ditawar-tawar. Demikian halnya, bagi yang akan merongrong kewibawaan Bapak Presiden Jokowi dan Pak Wapres JK, PDI Perjuangan akan membela pemerintahan yang sah dan konstitusional tersebut dari berbagai bentuk ancaman, termasuk tindakan makar,” ujaranya dalam sebuah rilis yang beredar di masyarakat hari Selasa (17/01/2017).
Lebih jauh, dia mengajak seluruh jajaran PDI Perjuangan satu komando untuk membela kehormatan dan martabat ketua umum dan partainya.
“Seluruh anggota, kader dan simpatisan partai harap menjaga suasana tenang, taat hukum, dan jangan melakukan tindakan kekerasan, sambil menunggu perintah lebih lanjut dari Ibu Ketua Umum. Seluruh jajaran Partai diminta untuk melakukan “Senam Politik” dan terus memerjuangkan politik yang membangun peradaban; politik yang membumikan Pancasila dan politik yang berkebudayaan, disertai keberlihakan terhadap rakyat yang mencintai hidup rukun dan damai,” ujarnya.
Selain itu, mantan anggota DPR RI periode masa jabatan tahun 2004-2009 dari Fraksi PDIP ini seolah menjadikan gangguan kecil sekelompok orang yang menghentikan acara bhakti sosial dan pengobatan gratis yang dilakukan Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) DPP PDI Perjuangan di Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Ahad tanggal 15 Januari 2017 untuk berhadapan dengan kader FPI dan berbau ‘menantang’ Habib Rizieq Shihab.
“PDI Perjuangan percaya bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi silent majority untuk bangkit dan menggalang kekuatan. Jangan biarkan negeri yang damai ini diinjak-injak oleh mereka yang bermaksud memecah belah bangsa. Kita kobarlan semangat Satyam Eva Jayate bahwa kebenaranlah yang akhirnya akan menang. Apa yg dilakukan oleh FPI dengan membubarkan aksi kemanusiaan berupa pengobatan gratis merupakan tindakan yang telah melampaui batas. Tidak bisa diterima dan mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak cepat. Ada batas kesabaran dari kami, dan pesan yang ingin saya sampaikan ke Bapak Rizieg adalah kami tidak takut. Kami siap berhadapan jika mereka terus bertindak main hakim sendiri,” ujarnya.
IMM: Siapa Pemimpin Kita Saat Ini? Megawati atau Surya Paloh?
Sebelumnya, pidato Megawati menyebut istilah kelompok-kelompok antikeberagaman sebagai penganut ‘ideologi tertutup’ bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Megawati juga mengatakan, pemimpin kelompok berideologi tertutup itu mengklaim diri sebagai ‘peramal masa depan’. Pidato ini menjadi pertanyakan berbagai kalangan termasuk Habib Rizieq Shihab. Habib Rizieq menilai pidato Megawati telah menghadapkan Islam dengan Pancasila dan termasuk dalam penistaan agama.
Karena itu dalam sebuah orasi di depan Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Habib Rizieq meminta hak sama di mata hukum untuk memeriksa Megawati.
“Kami minta Megawati diperiksa karena penistaan. Siapapun yang telah menistakan agama, harus diperiksa secara hukum,” ujar Habib Rizieq, Senin (16/1/2017). Pernyataan inilah yang banyak diekspose media massa dan membuat PDI-P meradang.*