Hidayatullah.com– Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Surabaya Raya menggelar aksi “Jumat Ghadab: Pembebasan Masjid Al-Aqsha” yang diawali dengan longmarch dari Masjid Mujahidin menuju Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, dan dilanjutkan dengan orasi.
Ketua FSLDK Surabaya Raya Ahmad Mubarok mengatakan, aksi itu sebagai bentuk kecaman terhadap penjajah Zionis Israel yang untuk pertama kalinya melarang umat Islam menunaikan ibadah shalat Jumat di Masjid Al-Aqsha, Palestina, sejak tahun 1969 lalu.
Baca: Tekad Adhyaksa Dault Membela Al-Aqsha Usai Bersua Menteri Palestina
Dalam orasinya, Ahmad menyampaikan kekecewaan atas penutupan Masjid al-Aqsha oleh tentara penjajah Israel. Ia menyeru agar semua pihak senantiasa membela kiblat pertama umat Islam tersebut.
“Birruh, Biddam, Nafdika Ya Aqsa. Dengan nyawa, dengan darah, Kami bela engkau ya Masjidil Aqsha,” ujarnya di depan ratusan massa, Jumat (21/07/2017).
Aksi ini juga diikuti oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) daerah Surabaya, Komunitas Aku Cinta Islam, dan Solidaritas Peduli Jilbab sebagai komponen mata rantai perjuangan umat Islam.
Baca: “Aksi Bela Al-Aqsha”, Umat Islam Bandung Ajak Dunia Bebaskan Palestina
Dalam “Aksi Bela Al-Aqsha” itu, mereka menyatakan sikap mengutuk tindakan penyerangan tentara Israel terhadap warga Palestina.
Selain itu, mereka mengajak umat Islam untuk berempati dan mendoakan perjuangan rakyat Palestina. Kemudian menuntut kepada Pemerintah RI untuk mewujudkan perdamaian dunia (sesuai UUD 1945) khususnya terkait isu penjajahan terhadap Palestina oleh Israel.
“Meminta Bu Risma selaku Wali Kota Surabaya dengan tegas mengutuk dan mengecam perbuatan Israel laknatullah yang melarang umat Islam Palestina untuk shalat di Masjid dan supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi,” ungkapnya.
Terakhir, meminta penormalan kembali suasana damai di kawasan Baitul Maqdis agar seluruh umat beragama di sana bisa beribadah dengan damai.*