Hidayatullah.com– Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan kampanye di kota asal capres petahana Joko Widodo, Rabu (10/4/2019). Kampanye Prabowo berlangsung di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah.
Pantauan media, masyarakat Solo begitu antusias menghadiri kampanye akbar Prabowo. Bahkan, meski cuaca panas terasa begitu menyengat, ribuan pendukung capres pasangan cawapres Sandiaga Uno itu tetap menunaikan shalat zuhur bersama di lapangan Stadion Sriwedari.
Prabowo menghadiri kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Rabu (10/04/2019) sekitar pukul 13.45 WIB. Turut hadir Pimpinan AQL Islamic Center Ustadz Bachtiar Nasir (UBN).
Sementara itu, kehadiran Prabowo di kotanya Jokowi disambut dengan gegap gempita pula oleh pengguna media sosial. Pantauan hidayatullah.com, sekitar pukul 13.19 WIB, tanda pagar #WisWayahePrabowoPresiden menjadi trending topic nomor wahid alias teratas sekitar pukul 13.20 WIB, tema paling tren dibahas se-Indonesia di Twitter.
Baca: Prabowo Jumatan di Masjid Agung Semarang, diteriaki “Wis wayahe Presiden”
Ungkapan “Wis wayahe Prabowo Presiden” maksudnya “sudah saatnya Prabowo (menjadi) Presiden”.
Prabowo tiba di Bandara Adi Sumarmo Solo siang tadi bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebagaimana disampaikan Fadli sekitar pukul 13.00 WIB.
“Tiba di Bandara Adi Sumarmo Solo bersama P @prabowo bersiap #PutihkanSolo #PrabowoMenyapaSolo #WisWayahePrabowoPresiden,” tulisnya lewat akunnya @fadlizon.
Masyarakat berbondong-bondong menyediakan makanan dan minuman gratis untuk para peserta kampanye akbar Prabowo tersebut.
“Ayo, semua makanan di sekitar Sriwedari Solo, GRATIS!” lapor pegiat medsos Mustofa Nahrawardaya, Rabu, seraya mengunggah video suasana ramainya masyarakat menjajakan hidangan gratis di pinggir jalan, laksana pasar kaget.
Menurut Mustofa, di hari kedatangan capres Prabowo di Solo ini, aturan lalu lintas diperketat.
“Tak seperti kemarin, aturan lalulintas diperketat hari ini di setiap jalan menuju Solo,” ungkapnya lewat Twitternya, @AkunTofa.
Ia mengaku, peserta kampanye Prabowo di Solo juga dihadiri peserta dari luar kota Solo.
“Yang datang hadir untuk memutihkan Solo hari ini, tidak hanya dari Solo saja. Tapi saya juga ketemu orang ini di pesawat ini dari mana kagak tahu,” ujarnya.
Lewat tagar #WisWayahePrabowoPresiden, masyarakat mengungkapkan harapannya agar Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru.
“Kampanye Terakhir Prabowo di Solo Membawa PESAN KEMENANGAN Setelah Sehari Sebelumnya Capres 01 Mendapatkan Banyak LUKA’ di Kota Asalnya Sendiri Bahwa SOLO, Bukan Lagi 2014. Kenangan Buruk itu akan Dibawa Pulang Ke Jakarta dan Menghantui. Sudahlah.. #WisWayahePrabowoPresiden,” tulis @TehTJEMPLUNG yang punya followers sebanyak 29,9 ribu.
Sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, saat menunaikan shalat Jumat di Masjid Agung Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/02/2019), meskipun sempat ditolak oleh Ketua Takmir Masjid, Prabowo usai Jumatan diadang masyarakat di tengah jalan yang ingin bersalaman dengannya dan menyapanya.
Para pendukung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno tersebut juga mengacung-acungkan dua jari simbol nomor urut 02.
Beberapa warga menyuarakan dengan lantang “Wis wayahe, Pak Prabowo, Pak Presiden, Pak, wis wayahe, Pak” (Sudah waktunya (jadi), Pak Prabowo, Pak Presiden, sudah waktunya, Pak’), yang bermakna sudah saatnya Prabowo jadi Presiden RI.
Sebelum itu, KH Hasib Wahab, salah satu putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab, menyarankan agar Prabowo Subianto menggunakan tagline atau tanda pagar wis wayahe dalam mengikuti Pemilihan Presiden 2019.
Tagline wis wayahe sebelumnya melekat dengan Khofifah Indar Parawansa dalam Pemilihan Gubernur Jatim.
Baca: Warga Paksa Sandiaga Resmikan Posko Prabowo-Sandi di Sulsel
Wis wayahe adalah frasa Jawa yang berarti ‘sudah saatnya’. Tagline ini dipakai Khofifah saat maju dalam Pilgub Jatim 2018 lalu. Dia terpilih setelah pada dua kali Pilgub Jatim sebelumnya, 2008 dan 2013, kalah. Kiai Hasib menyarankan tagline itu dipakai Prabowo karena kalah suara pada Pilpres 2014, juga Pilpres 2009.