Hidayatullah.com | SahabatAlqsha.com–Para ekstremis Yahudi berkumpul di Al-Quds atau Yerusalem mengecam penembakan terhadap rabbi ekstremis, Yehuda Glick, dan kondisi keamanan kota yang memburuk. Mereka meneriakkan, “Masjid akan dihancurkan dan kuil akan kembali dibangun.”
Kantor berita ‘Israel’, Ynet News melaporkan, demonstran berkumpul di dekat Menachem Begin Heritage Center, Al-Quds, tempat Glick ditembak. Kemudian, demonstran berjalan beriringan masuk ke kompleks Masjidil Aqsha, tapi dilarang oleh polisi.
Selama protes, mereka memegang spanduk bertuliskan “Jalan Kami Menuju Yerusalem” sambil berteriak, “Masjid akan dibakar dan kuil akan dibangun!” Tentu masjid yang mereka maksud adalah kompleks Masjidil Aqsha. Karena, menurut keyakinan kaum Yahudi, di tempat yang sama pernah berdiri kuil mereka dan mereka yakin kuil tersebut akan dibangun lagi.
Omri Ganor, salah seorang pendemo menyalahkan warga Palestina atas terjadinya kekacauan di kota tersebut. “Orang Arab dan semua orang mencoba menakut-nakuti kami agar kami kaum Yahudi tidak berani berjalan-jalan di sekitar Al-Quds. Kami membuat pernyataan bahwa kami tidak akan takut dan akan berjalan sesuka kami di tanah ini,” kata Ganor sebagaimana dikutip Ynet.
“Kami akan berjalan dengan wajah menghadap ke depan menuju tempat suci kami, The Temple Mount, tempat yang akan kami bangun sebuah kuil dengan kuasa Tuhan,” tambahnya.
Ketegangan memanas di Al-Quds sejak pekan lalu, ketika otoritas zionis ‘Israel’ menutup pintu masuk kompleks Masjidil Aqsha setelah insiden penembakan Glick. Kerusuhan meningkat setelah pasukan zionis menembak mati pemuda Palestina yang diduga menembak Glick dalam sebuah penyergapan di rumahnya, di Al-Quds.
Beberapa anggota dewan zionis ‘Israel’ juga sempat masuk ke dalam kompleks Masjidil Aqsha beberapa hari lalu. Hal itu menyebabkan kemarahan jamaah yang sedang beribadah dan kecaman dari negara Arab dan negara Muslim lainnya. Sekelompok pemukim Yahudi juga menerobos masuk ke dalam kompleks Masjidil Aqsha dan memicu terjadinya kerusuhan antara jamaah dan pasukan zionis.
Seperti diketahui, bagi kaum Muslimin Al-Aqsha adalah tempat suci ke tiga. Sementara dalam keyakinan Yahudi, Temple Mount merupakan tempat suci mereka yang dahulu pernah dibangun dua kuil Yahudi. Zionis juga mengklaim Al-Quds sebagai Ibu Kota ‘Israel’. Padahal, komunitas internasional tidak pernah mengakuinya.
Pada bulan September tahun 2000, kunjungan politisi kontroversial Ariel Sharon ke kompleks Masjidil Aqsha memicu sesuatu yang kemudian dikenal dengan “Intifada Kedua”. Yakni, pemberontakan rakyat menentang penjajahan panjang zionis ‘Israel’ yang menyebabkan ribuan warga Palestina terbunuh.*