Hidayatullah.com—Situs Channel 2 TV berbahasa Ibrani hari Selasa mempublikasikan sebuah video berisi simulasi yang menunjukkan para petugas polisi menembaki dan membunuh seorang warga Palestina yang digambarkan sebagai seorang “teroris”.
Menurut situs tersebut, simulasi itu dilakukan pada sebuah acara tahunan yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dengan menghadirkan ribuan pelajar sekolah dasar.
Dikatakan juga dalam situs itu bahwa beberapa wali murid siswa mengungkapkan keterkejutan mereka atas penggunaan kekerasan dan hasutan untuk membunuh manusia meskipun dia adalah warga Palestina.
Video ini, serta banyak metode lain yang digunakan sebelumnya, mengindikasikan penghasutan Israel terhadap warga Palestina yang ditampilkan berulangkali oleh Israel dengan mengeksekusi anak-anak Palestina yang dituduh merencanakan penyerangan, sedangkan kebanyakan tidak ada bukti yang dapat memastikan hal tersebut.
Baca: Rabi Yahudi Bolehkan Bunuh Anak-anak
Bulan Mei lalu, sebuah media Israel, Haaretz memberitakan bahwa puluhan anak-anak Yahudi di pemukiman Ramat Hanegev di wilayah Nejev, ikut dalam aktivitas pelatihan dari pasukan penjajah Israel dan pasukan regu penyelamat.
20 Peluru
Sementara itu, Senin, 8 Mei 2017 waktu setempat, seorang rema putrid Palestina, Fatima Hjeiji (17) tewas ditembak oleh paramiliter Israel di Gerbang Damaskus, Yerusalem, dengan 20 tembakan.
Menurut laporan para saksi mata yang dikutip Aljazeera, Rabu (10/5/2017), Hjeiji berdiri sejauh 10 meter dari para sedadu Zionis ketika mereka menembaknya. Sejumlah saksi mata menjelaskan bahwa para serdadu Zionis terus menembaki remaja Palestina itu bahkan setelah ia jatuh ke tanah dan sama sekali tidak bersikap mengancam siapapun.
Lembaga Pembela Anak Internasional untuk Palestina (DCI-Palestine) mencatat bahwa Fathimah merupakan anak Palestina ke tujuh yang dibunuh oleh pasukan keamanan Zionis pada tahun 2017.
“Pasukan keamanan Zionis secara rutin sengaja menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pemuda Palestina tanpa sedikit pun tanggung jawab. Itu mengisyaratkan persetujuan diam-diam untuk membunuh anak-anak dengan kekebalan hukum,” kata Ayed Abu Eqtaish, direktur program di DCI-Palestine.*/Nashirul Haq AR