Hidayatullah.com–Melanjutkan kesuksesan Palestina meraih keanggotaan penuh dalam organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB, UNESCO, para pejabat hari Selasa (01/11/2011) mengatakan, bangsa Palestina sedang mempersiapkan diri untuk memperoleh keanggotaan penuh di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya.
Pada hari Senin (31/10/2011), sebanyak 107 dari 193 anggota UNESCO memberikan dukungannya untuk keanggotaan penuh Palestina. Sedangkan 14 negara menyatakan menolak dan 52 lainnya memilih abstain.
Keanggotaan penuh di UNESCO merupakan status pertama yang berhasil diraih Palestina, sejak Presiden Mahmud Abbas berusaha mencari pengakuan bagi negaranya di Perserikatan Bangsa-Bangsa September lalu.
“Memenangkan keanggotaan penuh di UNESCO tidak menentang siapapun, bahkan hal itu mendukung keadilan dan kemerdekaan,” kata Abbas dalam komentar pertamanya sejak Palestina diterima di UNESCO, sebagaimana dikutip Xinhua.
Keanggotaan di UNESCO membuka jalan bagi Palestina untuk melindungi situs-situs bersejarah miliknya, yang sekarang banyak dikuasai oleh Zionis Israel.
Menurut para pejabat, mereka memiliki sekitar 20 file terkait tempat-tempat suci di wilayah Palestina yang diduduki Israel, termasuk salah satunya Gereja Kelahiran (Nativity Church), yang diyakini menjadi tempat kelahiran Nabi Isa di Bait Lahim (Betlehem).
Jurubicara Otoritas Palestina Ghassan Al Khatib mengatakan, “Keangotaan UNESCO memiliki dua keuntungan.”
“Pertama, dukungan besar dari dunia internasional setelah Palestina menjadi anggota UNESCO dan kedua, mulai sekarang rakyat Palestina dapat melakukan unjuk rasa dan mempertahankan budaya dan situs, tempat, serta kota bersejarah milik mereka,” kata Khatib.
Hana Amira, seorang pejabat di PLO, kepada Radio Suara Palestina mengatakan bahwa keanggotaan di UNESCO, “akan memberikan kekuatan posisi Palestina dalam melawan Israel, terutama di wilayah yang dipersengketakan di Yerusalem Timur.”
Menteri Kesehatan Otoritas Palestina Fathi Abu Meghalli mengatakan, Palestina selanjutnya berusah untuk diterima menjadi anggota penuh di badan kesehatan PBB, WHO (World Health Organization). Sementara Menteri Ekonomi Hassan Abu Lebda mengatakan, Otoritas Palestina juga akan mendaftarkan diri di World Trade Organization.*