Hidayatullah.com–Asosiasi Ulama Aljazair (Jamiyah Al Ulama Al Muslimin Al Djazairiyin) hari Ahad mengumumkan bahwa pihaknya menunggu izin dari pemerintah Mesir bagi rombongan truk yang mengangkut bantuan mereka ke Jalur Gaza.
Sebelumnya, arak-arakan truk pengangkut bantuan tersebut tertahan di Kairo sejak dua puluh empat hari. Aljazair mengaku khawatir muatan truk-truk tersebut yang terdiri dari obat-obatan dan alat-alat medis mulai rusak.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi, Amar Tabi, di sela-sela konfrensi pers di kantornya yang berlokasi di ibu kota Aljazair, demikian kutip laman arab48.com.
Sebelumnya pemerintah Mesir telah melarang konvoi 14 truk bantuan Aljazair menyebrang ke Jalur Gaza melalui Perbatasan Rafah karena disangka memuat barang-barang yang tidak masuk dalam kesepakatan kedua belah pihak.
Karena tak diizinkan menyebrang, akhirnya truk-truk bantuan itu kembali ke Port Said, Mesir bagian timur laut, 220 KM dari Kairo.
“Padahal badan penyalur bantuan kami telah melaksanakan tugasnya sesuai undang-undang,” ungkap Talbi.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menyerahkan daftar rincian bantuan kepada pihak pemerintah Mesir melalui kedutan besar mereka di Aljazair dan Kementerian Luar Negeri Mesir.
Selain itu Talbi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengirimkan bantuan kecuali telah mendapat perizinan sebagaimana lazimnya.
“Tetapi pihak otoritas mesir masih saja memblokade bantuan kami denga alasan yang tidak jelas,” ungkapnya lagi.
“Masalah ini sangat rumit dan kami berusaha mencari solusi melalui Kedutaan Mesir di Aljazair untuk mempermudah pengiriman bantuan ini ke Gaza. Tetapi sampai sekarang tidak ada perkembangan sama sekali,” tambahnya.
Salah satu anggota Asosiasi Ulama Aljazair mengatakan bahwa truk-truk pengangkut bantuan mereka masih tertahan di Port Said. Sedangkan pihaknya tidak tahu kondisi dari muataanya barangkali ada yang sudah mulai rusak.
Pihaknya juga menyurati Kemenlu Aljazair agar ikut campur menyelesaikan masalah ini. Tetapi sampai saat ini belum ada respon dari mereka.
Pada 22 Agustus lalu pihak Kadubes Mesir untuk Aljazair mengatakan bahwa muatan tersebut telah mendapat persetujuan dari pihak-pihak terkait di Mesir dan isinyapun sudah dicek.
“Tetapi setelah bantuan itu tiba di jembatan penyebrangan Rafah ditemukan beberapa barang yang tidak ada di dalam daftar yang diterima dan disetujui oleh otoritas Mesir,” tambahnya.
Ia menambahkan lagi bahwa saat ini sedang dilakukan proses pengeluaran izin bagi masuknya beberapa item tanpa mengurangi item-item yang telah disejui sebelumnya dan tanpa melanggar persyarata-persyaratan yang diminta oleh otoritas keamanan Mesir.*/Fadli Maskur