Hidayatullah.com–Sekolah-sekolah di Tepi Barat yang diduduki akan ditutup selama 12 hari di tengah peningkatan tajam kasus varian virus Covid-19, Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan pada hari Sabtu (27/02/2021).
Penutupan, yang mulai berlaku pada hari Ahad (28/02/2021), tidak termasuk sekolah menengah, kata Shtayyeh dalam pidato yang disiarkan televisi, lansir Al Jazeera.
Perdana Menteri PA menambahkan bahwa pembatasan itu mulai berlaku karena meningkatnya kasus varian virus Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Inggris.
Unit perawatan intensif Covid-19 di Tepi Barat telah mencapai tingkat hunian 95 persen, kata kementerian kesehatan PA, menghubungkan peningkatan tajam kasus tersebut dengan sekolah.
Kementerian kesehatan melaporkan pada hari Kamis (25/02/2021) bahwa sampel acak pasien Covid-19 menunjukkan bahwa tiga perempat terinfeksi varian Inggris.
Tepi Barat adalah rumah bagi sekitar 3,1 juta warga Palestina dan telah melaporkan total 118.519 kasus virus corona, dengan 1.406 kematian.
Awal pekan ini, sebuah laporan Bank Dunia mengatakan wilayah Palestina yang diduduki memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di Timur Tengah dan Afrika Utara. Ia menambahkan bahwa tingkat positif Tepi Barat lebih dari 21 persen, sedangkan Gaza berdiri di 29 persen.
Gaza, yang telah menjadi sasaran blokade yang melumpuhkan selama bertahun-tahun oleh ‘Israel’, telah melaporkan 55.091 kasus dan 549 kematian di antara dua juta penduduknya.*
Baca juga: ‘Israel’ Perintahkan Pembongkaran Sekolah Baru Palestina di Tepi Barat yang Diduduki