Hidayatullah.com – Sedikitnya 70 warga Palestina syahid dan 200 lainnya terluka dalam serangan udara “Israel” terhadap konvoi warga sipil yang mengungsi dari Gaza utara ke selatan, menurut Kementerian Dalam Negeri yang berbasis di Gaza.
Iyad Al-Buzm, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa konvoi 150 orang tersebut menjadi target serangan Zionis saat sedang mengungsi ke Gaza selatan usai peringatan “Israel”.
Al-Buzm mengatakan bahwa meskipun ada seruan dari “Israel” untuk mencari perlindungan di wilayah selatan Jalur Gaza, pengeboman masih terdengar di seluruh jalur tersebut.
Hari ini memasuki hari kedelapan Operasi Taufan Al-Aqsha (Badai Al-Aqsha) telah membunuh 1799 warga Gaza, termasuk lebih dari 500 anak, 44 di Tepi Barat dan sebanyak 6388 orang cedera. Data ini menunjukkan dalam sehari Zionis membantai 263 orang.
Sebelumnya, Zionis memperingatkan warga Palestina di Gaza utara untuk pindah ke selatan “dalam waktu 24 jam.”
Dalam sebuah eskalasi dramatis dari ketegangan Timur Tengah, pasukan Zionis melancarkan sebuah kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza, sebuah respon terhadap serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah “Israel”.
Konflik dimulai pada hari Sabtu lalu ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa melawan penjajahan Zionis, sebuah serangan mendadak yang terdiri dari rentetan peluncuran roket dan penyusupan ke “Israel” melalui jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan bahwa operasi ini merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Militer Zionis kemudian meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Tanggapan “Israel” meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang telah mengalami pengepungan yang melumpuhkan sejak tahun 2007.*