Hidayatullah.com–Satu proyek baru digerakkan para aktivis non-kekerasan dari Gerakan Solidaritas Internasional pada hari Rabu (20/4) dengan meluncurkan satu kapal nelayan untuk memantau serangan-serangan pasukan Israel pada nelayan Palestina.
Para aktivis memutuskan terus melanjutkan pekerjaan hak asasi manusia, meskipun terjadi penculikan dan pembunuhan salah satu anggota mereka, Vittorio Arrigoni, oleh kelompok Palestina sayap kanan, pada minggu lalu.
Serangan terhadap nelayan Palestina sering terjadi di pantai Gaza, dengan 53 nelayan telah terluka sampai akhir tahun lalu, oleh peluru tajam yang ditembakkan oleh Angkatan Laut Zionis Israel. Selain itu, 17 perahu nelayan telah disita, sehingga melumpuhkan satu-satunya sumber kehidupan nelayan Palestina.
Para aktivis internasional dilengkapi dengan kamera dan telepon akan mendokumentasikan dan melaporkan serangan terhadap nelayan.
Mereka telah meminta Israel mengakhiri pengepungan atas Jalur Gaza, yang meliputi juga penutupan pantai Gaza dan semua perbatasan. Pengepungan telah mencegah impor dan ekspor ke Gaza, dan telah menghancurkan perekonomian Gaza sejak pemerintah diisolasi Israel pada tahun 2007.
Perahu pengamatan itu, dijuluki Olivia, diluncurkan dalam sebuah upacara di pantai Gaza pada hari Rabu (20/4).
Saat ini 3500 nelayan Gaza bergantung pada penangkapan ikan untuk mata pencaharian mereka. Mereka hanya boleh bergerak dalam zona 3 kilometer di sepanjang pantai, yang dipatroli oleh kapal Angkatan Laut Israel. Pasukan Israel selalu membakar setiap perahu nelayan yang mereka anggap melampaui zona, atau jika mereka “bertindak curiga” pada nelayan.*
Keterangan foto: Perahu-perahu nelayan di tepi pantai Gaza.