Hidayatullah.com – Beberapa jam sebelum gencatan senjata sementara antara “Israel” dan Hamas berakhir pada hari Selasa pagi, seorang pejabat senior Qatar mengumumkan perpanjangan dua hari.
“Negara Qatar mengumumkan, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, sebuah kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari lagi di Jalur Gaza,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri, Majed Al-Ansari, dalam sebuah posting di X pada Senin (27/11/2023).
Perpanjangan gencatan senjata selama dua hari itu juga telah dikonfirmasi Hamas. Seperti kesepakatan sebelumnya, pertukaran tawanan juga akan dilakukan.
“Hamas mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai dengan saudara-saudara di Qatar dan Mesir untuk perpanjangan gencatan senjata sementara selama dua hari, dengan kondisi yang sama dengan gencatan senjata sebelumnya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Baik pihak “Israel” maupun Hamas telah mengindikasikan selama akhir pekan bahwa mereka terbuka untuk perpanjangan, dan pada hari Senin, seorang pejabat senior Mesir mengatakan bahwa Mesir dan Qatar hampir mencapai kesepakatan untuk memperpanjang jeda selama dua hari.
Kesepakatan awal, yang ditengahi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, mencakup pembebasan bertahap setidaknya 50 sandera dengan pembebasan 150 tahanan Palestina bersamaan dengan jeda pertempuran selama empat hari.
Kepala Dinas Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, mengatakan bahwa di bawah perpanjangan waktu, jeda pertempuran akan berlanjut dan setiap hari 10 sandera tambahan akan dibebaskan oleh Hamas untuk ditukar dengan 30 tahanan Palestina.
Namun, Rashwan mencatat bahwa perundingan tersebut telah diperumit oleh lonjakan jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh “Israel” di Tepi Barat. Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan pada hari Minggu bahwa delapan orang Palestina telah terbunuh oleh pasukan “Israel” di wilayah pendudukan selama 24 jam terakhir. Sebanyak 240 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat dan Yerusalem timur sejak 7 Oktober.*