Hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsha—Di Atas Mavi Marmara—Manusia dari negara mana saja yang menaiki kapal yang berusaha menembus blokade militer Israel ini? Jelaslah ada keberagaman kebangsaan – karena para aktivis, wartawan, politisi maupun tokoh-tokoh masyarakat yang ikut serta ini datang dari sekitar 50 negara. Jelas pula ada keberagaman kepercayaan, meski sebagian besar adalah Muslim. Demikian pula latar belakang kehidupan pribadi yang kemudian tampak pada interaksi dengan para peserta lainnya – ada seorang perempuan muda kelahiran Maroko yang fasih berbahasa Inggris, Arab, Turki, Spanyol dan Prancis, ada pula beberapa ibu setengah baya dari Aljazair yang hanya bisa berbahasa Arab.
Menarik sekali memperhatikan para penghuni “Pesantren Putri” Mavi Marmara. Seorang gadis berwajah Asia duduk di depan saya seraya membaca Al-Quran. Di dekatnya tergeletak Fii Zilal Al-Quran karya Sayyid Qutb, Volume 7, dalam Bahasa Inggris. “I’m reading this and I haven’t finished (Saya sedang baca ini dan belum selesai juga),” kata Maryam, 18 tahun.
Gadis Sri Lanka yang sudah 10 tahun bermukim di Kuwait bersama ayah ibunya ini memakai jubah dan jilbab hitam yang rapi. Gerak-geriknya terjaga. Suaranya lembut namun tegas. Ketika saya tanya mengapa dia memutuskan untuk ikut dalam delegasi Kuwait di kafilah menuju Gaza ini, mahasiswi farmasi ini menjawab dengan suara hampir tak terdengar seakan malu pada jawabannya, “Ini kewajiban kita sebagai Muslim.”
Menurut Maryam, ayahnyalah yang banyak mendorong dirinya untuk melibatkan diri dalam kerja apa saja untuk menolong Al-Quds dan Palestina. “Setiap kali ada konvoi kemanusiaan menuju Gaza, ayah saya bilang, ‘Harusnya keluarga kita ada di kapal itu’.” Maka kali ini Maryam, abangnya Ahmad dan istri abangnya, Jerry Campbell, ikut dalam Freedom Flotilla. Ayah dan ibu mereka tidak bisa pergi karena Maryam masih memiliki adik-adik yang masih kecil.
Muslimah Bule
Jerry Campbell sendiri adalah seorang Muslimah bule dari kota Brisbane, Gold Coast, Australia, yang baru enam bulan menikah dengan Ahmad. Cantik, jangkung dan pendiam namun banyak senyum. Kelihatan nyaman duduk bersama Maryam di salah satu sudut “Pesantren Putri” Mavi Marmara sambil ngemil keripik kentang.
Kursus Bahasa Arab di Kapal
Ada banyak Maryam di kapal ini, perempuan-perempuan muda berhijab yang mengisi waktu kosongnya dengan membaca Al-Quran. Termasuk di antara mereka adalah Beyza Akturk berusia 26 tahun dan sehari-harinya bekerja sebagai guru bahasa Arab di Istanbul.
Menjelang waktu shalat Jumat, Beyza dan beberapa kawan Muslimah dari Turki mengajak para peserta lain untuk duduk bersama dan membaca Al-Quran bersama-sama. Sesudah itu, shalat Dzuhur dan Ashar berjama’ah. Ketika saya sampaikan bahwa saya ingin sekali belajar Bahasa Arab darinya, Beyza berjanji akan memberi waktu sesudah shalat Jumat. Begitu waktu itu tiba, dialah yang mencari saya dan menagih janji saya untuk belajar darinya. “Kapan waktu yang tepat untukmu?” desaknya. Sewaktu saya tunjukkan bahwa saya belum selesai menulis laporan, sambil berlalu dia mengingatkan, “Baiklah, begitu selesai pekerjaanmu, kita belajar.”
Cadar Warna Krem dan Tattoo Air Mata
Ada juga yang tak terlalu muda, tapi tak kurang bersemangat daripada anak-anak muda. Contohnya adalah Senan Mohammed, seorang aktivis kemanusiaan dari Kuwait yang memakai kaftan warna off-white bersih dan bercadar berwarna krem rapi.
Ketika dimintai izinnya untuk dipotret, dia sama sekali tak berkeberatan, namun katanya, “Saya tak akan membuka niqab saya. Saya hanya membuka niqab kalau saya mengadakan perjalanan ke Eropa karena senyum dan seluruh tindak-tanduk saya adalah dakwah bagi para non-Muslim di sana,” ujar Senan.
Di kapal ini juga ada Ken O’Keefe yang berasal dari Amerika Serikat namun tinggal di Inggris dan menjadi nakhoda kapal yang pertama kali menembus Gaza sekitar dua tahun berselang. Hampir seluruh bagian tubuhnya yang bisa terlihat ditutupi tattoo. Di lengannya ada tattoo. Di sekeliling lehernya ada tattoo kawat berduri yang melingkar. Bahkan di sudut mata kirinya ada tattoo berbentuk tetesan air mata. [Santi Soekanto, dzikru, surya fachrizal/hidayatullah.com]
Salurkan Bantuan Anda untuk Palestina melalui; Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.comIkuti terus reportase wartawan hidayatullah.com “Mendobrak Tembok Mau Gaza’