Sambungan artikel KEDUA
HUMZA Yousaf, seorang anggota parlemen Skotlandia dari partai SNP dan menteri Skotlandia untuk perkembangan Eropa dan internasional, memberi pemerintah Inggris pinjaman untuk bantuan finansial bagi kamp pengungsi, dan mereka menawarkan bantuan untuk membuat perjalanan para pengungsi melalui laut Aegean dan Mediterania lebih aman, tetapi wacana itu dikecam.
Britania dapat menerima lebih banyak dari 20.000 pengungsi yang disetujui hingga 2020, kata dia, menambahkan: “Jika ada keinginan politik, maka selalu ada jalan.”
SNP telah lama mendorong pemerintah Inggris untuk menerima lebih banyak jumlah pengungsi Suriah, menurut Yousaf. Dia menunjuk pertanyaan pertama Perdana Menteri dalam sidang parlemen baru pada Juni 2015, ketika Angus Robertson, pemimpin kelompok parlemen Inggris dari SNP mengangkat isu penempatan pengungsi. “Pemerintah Inggris memiliki catatan buruk dalam penempatan pengungsi Suriah dan tidak memiliki persiapan untuk bekerja sama dengan negara Eropa lain dalam menerima pengungsi yang telah diselamatkan di laut Mediterania,” Robertson menyatakan.
Pengungsi Suriah di sepanjang Skotlandia
Amer Masri pertama kali datang ke Skotlandia pada 2007 untuk menyelesaikan gelar doktor philosophynya di Universitas Edinburgh. Ketika pemberontakan dimulai pada tahun 2011, Masri kembali ke Suriah, tetapi komentar yang sebelumnya dia buat tentang kebrutalan pemerintah Bashar al-Assad menyebabkan dia dipenjarakan oleh cabang intelejen negara itu selama dua bulan, selama dipenjara dia mengatakan dia mengalami berbagai penyiksaan fisik dan psikologis.
Setelah dibebaskan, Masri kembali ke Skotlandia pada Juli 2011. “Ketika aku tiba, tidak banyak orang mengetahui apa yang terjadi di Suriah,” dia menjelaskan. Tetapi tersebarnya foto-foto tubuh balita Suriah Aylan Kurdi yang tenggelam pada September 2015 memantik reaksi keras di seluruh Inggris, khususnya di Skotlandia, kata dia. Masri ingat dia mendengar Nicola Sturgeon hampir menangis ketika melihat foto-foto itu.
Pulu Bute menderita masalah ekonomi dikarenakan berkurangnya populasi [Harrison Redi/Al Jazeera]
Masri telah tinggal di Skotlandia selama empat tahun, dan dia sekarang membantu para pengungsi mencari tempat tinggal dan membantu mereka beradaptasi di rumah baru mereka.
“Saya menyaksikan pemerintah Skotlandia melakukan apa yang mereka bisa untuk membuat para pengungsi merasa diterima dan memberi tempat tinggal,” kata dia.
“Mereka telah terdaftar langsung dengan GPS untuk pemeriksaan kesehatan, mereka mengalokasikan pekerja sosial untuk memeriksa jika ada seseorang terkena kelainan stress pasca trauma, dan mereka telah mengalokasikan rumah. Saya telah melihat sambutan bintang lima dari pemerintah Skotlandia dan publik.”
“Terdapat sebuah perbedaan besar antara kebijakan di Skotlandia dan di Inggris. Kita telah melihat seberapa besar pengungsi disambut di Skotlandia, secara publik dan pada tingkat politik. Itu tidak pernah sama dengan bagian selatan perbatasan.”
Masri percaya apa yang dibutuhkan kedepannya agar terjadi. “Mengakhiri perang adalah hal pertama yang kami inginkan,” kata dia, “tetapi dengan tidak adanya tanda bahwa itu akan segera berakhir, saya akan menekankan bahwa lebih banyak jumlah harus datang ke Inggris, dan khususnya Skotlandia, sebagai sebuah negara besar dengan banyak sumber daya tetapi sedikit populasi.”
Anggota parlemen Skotla dia Russell juga mendesak bahwa Skotlandia memiliki ruang dan sumber daya dalam menampung lebih banyak pengungsi.
“Kami tidak penuh, kami benar-benar tidak penuh,” dia berkata. “Kami memiliki lahan kosong yang luas, dan tempat-tempat dimana kami membutuhkan populasi tambahan.”
“Penulis besar Skotlandia yang meninggal [pada 5 Desember], William McIlvanney, menggambarkan Skotlandia sebagai ‘negara campuran’. Aku pikir itu menggambarkan kebanggaan, dan kita seharusnya senang karenanya. Ini akan menambah keragaman.”*/Nashirul Haq AR