Hidayatullah.com–Sejak belia, Choirul Anam memang sudah dekat dengan dunia pesantren, karena itu ia bercita-cita menjadi dai.
Ia memulai dakwah ketika mengenal Hidayatullah sejak pertama kali tahun 1989 di Surabaya. Choirul Anam terus menempa diri hingga akhirnya ia mendapat kepercayaan untuk menjalankan tugas dakwah dengan merintis pesantren.
“Saya ditugaskan dakwah membuka cabang baru Hidayatullah di Banyuwangi. Alhamdulillah sekarang sudah berkembang dengan baik,” ucapnya.
Setelah sukses merintis Pesantren Hidayatullah di Banyuwangi, Choirul Anam pun dipanggil untuk menjalankan tugas dakwah berikutnya di Pesantren Hidayatullah Pusat Gunung Tembak Balikpapan Kalimantan Timur.
“Waktu itu status saya masih pengantin baru, setelah satu bulan dinikahkan oleh Hidayatullah.
Awalnya orangtua saya melarang untuk berangkat ke Balikpapan, karena jelas ibu saya Balikpapan merupakan bagian dari Kalimantan tempat tinggalnya orang dayak yang biasa makan orang,” kenang pria kelahiran Jombang 1962 itu.
Di Balikpapan, Choirul Anam menjalankan tugas dakwahnya hingga 17 tahun lamanya.
“Setelah memiliki 6 anak akhirnya mendapatkan panggilan dakwah lagi untuk bertugas dakwah di Medan. Tepatnya di tahun 2007. Sebetulnya di sana sudah ada Pesantren Hidayatullah Medan, namun kami diminta untuk membuka lahan baru di tengah-tengah kota Medan, yaitu di Desa Karang Sari, Polonia yang sudah tersedia lahan seluas 2 hektar,” papar Anam.
“Setelah berjalan selama 4 tahun Alhamdulillah telah berdiri TK. Setelah itu Choirul Anam ditugaskan di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Dari sana, Anam terus mengembangkan dakwahnya hingga ke pedalaman Sibolga, dan Nias,” imbuhnya.
Kejutan Terindah
Suatu hari ia berkeinginan dan memohon kepada Allah jika diperkenankan ini bisa melihat rumah-Nya. Takdir tak bisa ditolak, rupanya ia mendapat hadiah mengunjungi rumah Allah.
“Dan. Alhamdulillah hari ini saya tidak pernah membayangkan bahwa saya mendapatkan kejutan luar biasa indah. Saya semakin bersyukur, karena Allah memberangkatkan saya ke Tanah Haram justru melalui Baitul Maal Hidayatullah atas dukungan para donatur. Saya tak bisa berkata apa-apa,” ucapnya haru dan menyeka air matanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Usia membersihkan pipinya yang dibasahi air mata, Anam pun berkata, “Kami mengucapkan ribuan terima kasih, Jazakallah khairan katsiraa. Semoga kebaikan para donator Baitul Maal Hidayatullah ini di balas Allah Subhanahu Wata’ala dengan yang lebih baik, kami hanya bisa mendoakan dan mengucapkan terima kasih,” pungkasnya sebelum akhirnya pamit tinggal landas menuju Tanah Haram pada hari Ahad, 12 April 2015 di Bandara Internasional Soekarno Hatta.*/Hermanto