Hidayatullah.com | KUMANDANG azan ashar lantang menyelinap ke balik dinding rumah-rumah dari kayu di perkampungan atas air, Selat Kongki, Lingga, yang dihuni para mualaf.
Anak-anak yang tadinya asyik bermain, sontak kembali ke rumah berganti baju koko, mengenakan songkok, lalu bergegas ke mushalla.
Usai shalat asar berjamaah, anak-anak bergeser ke ruang Rumah Qur’an di utara mushalla. Masing-masing duduk tenang di depan meja kecil berwarna coklat tua. Ustadz Herman, seorang dai Laznas BMH yang ditempatkan di kampung mualaf itu, memulai pembelajaran membaca dan menulis al-Qur’an.
Kampung yang dihuni sekitar 14 KK itu selama ini belum pernah mendapat bimbingan baca tulis al-Qur’an.
Menariknya pula, sore itu, pembelajaran al-Qur’an tidak hanya diikuti anak-anak, tetapi juga para orang tua.
“Alhamdulillah saya sudah Iqra 3,” tutur Abdullah (50 tahun) penuh semangat kepada ustadz Abdul Aziz, General Manager BMH Kepri, yang berkunjung awal tahun ini.
Bagi masyarakat kota dan sekitarnya, kegiatan belajar al-Qur’an tentu pemandangan yang lazim. Tetapi bagi masyarakat pelosok khususnya di pulau terpencil seperti di Selat Kongki, kegiatan tersebut adalah sebuah kemewahan.
Faktor geografis yang terletak jauh dari pusat Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, membuat mereka sulit dijangkau oleh program-program pembinaan, baik dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan.
Hingga kini, di kampung atas air itu tak ada sekolah, sehingga anak-anak harus mengayuh sampan ke Pulau Penaah setiap hari.
Atas kebaikan hati para donatur dan muhsinin, kemewahan itu sekarang bisa dirasakan oleh para mualaf di selat Kongki.
BMH Kepri mendapatkan amanah dari umat untuk menyalurkan bantuan pembangunan mushalla, sumur bor, dan fasilitas air bersih serta sembako, berikut perlengkapan shalat dan belajar mengaji.
Karena jauh dari pusat keramaian dan tinggal di kampung atas air, pergerakan mereka pun terbatas. Hiburan mereka selama ini hanya debur ombak, kicau burung, desau angin, dan derit kayu saat anak-anak bermain kejar-kejaran.
Penghasilan warga hanya mengandalkan biota laut seperti ikan, kepiting, cumi-cumi, dan lainnya. Kini mereka telah mendapat hiburan baru, sebuah kemewahan yang sangat disyukuri warga, yaitu pembinaan dan perhatian dari sesama Muslim di Indonesia maupun di luar negeri.* (Mujahid Manshur Salbu)
Baca juga: Hari Ini BMH Lepas Tim Ekspedisi Qurban Tanpa Batas ke Afrika