Hidayatullah.com | SETELAH membuat komunikasi singkat saat aktivitas groom, seorang pemula akan merasakan mental dan keberaniannya bertambah. Ia mulai berani melakukan sentuhan ke dahi kuda, leher, dadanya dan anggota tubuh yang lain. Dan ini adalah titik awal yang bagus bagi para penunggang.
Adapun langkah pertama sebelum ia naik ke atas sanggurdi adalah dengan meluruskan niat agar semua amalannya diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah. Bahkan sangat dianjurkan dilafalkan niat tersebut secara jelas, jika ia orang yang sering lalai.
Kemudian mulai mengarah ke bagian badan kuda sebelah kiri, pas di samping sanggurdi atau stirr up kaki kiri. Sangat tidak disarankan lewat belakang ataupun condong kebelakang melebihi pelana untuk mengurangi resiko tertendang kaki belakang kuda, bagi kuda yang memiliki karakter seperti itu.
Lalu memasukkan kaki kiri ke sanggurdi dan mencoba menginjaknya saat hendak naik dengan tubuh cenderung menempel pada tubuh kuda. Adapun bagi kuda yang terlalu tinggi, bisa memakai alat bantu tangga maupun minta dinaikkan oleh orang lain ke atas punggung kuda.
Saat sudah di punggung kuda,ย mulailah dengan dzikir-dzikir yang telah diajarkan oleh Nabi. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, dari Ali bin Abi Thalib RA, bahwa saat itu Ali bin Abi hendak menaiki tunggangannya. Ketika Ali bin Abi Thalib meletakkan kakinya pada sanggurdi ia mengucapkan ‘bismillah’ , dan saat ada di atasnya beliau berdoa:
ููุงูู: ุงููุญูู ูุฏู ูููููููุ ๏ดฟุณูุจูุญูุงูู ุงูููุฐูู ุณูุฎููุฑู ููููุง ููุฐูุง ููู ูุง ูููููุง ูููู ู ูููุฑูููููู. ููุฅููููุง ุฅูููู ุฑูุจููููุง ููู ูููููููุจูููู๏ดพ ุซูู ูู ุญูู ูุฏู ุงูููููู ุซูููุงุซูุงุ ููููุจููุฑู ุซูููุงุซูุงุ ุซูู ูู ููุงูู: ุณูุจูุญูุงููููุ ููุง ุฅููููู ุฅููููุง ุฃูููุชูุ ููุฏู ุธูููู ูุชู ููููุณูู ููุงุบูููุฑู ููู. ุซูู ูู ุถูุญููู ููููููุชู ูููู: ู ููู ุฃููู ุดูููุกู ุถูุญูููุชู ููุง ุฃูู ููุฑู ุงููู ูุคูู ููููููุ ููููุงูู: ุฑุฃูุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ๏ทบ ุตูููุนู ููู ูุง ุตูููุนูุชู ุ ุซูู ูู ุถูุญููู. ููููููุชู: ู ูู ูู ุถูุญูููุชู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููููุงูู: “ููุนูุฌูุจู ุงูุฑููุจูู ู ููู ุนูุจูุฏููู ุฅูุฐูุง ููุงูู: ุฑูุจูู ุงุบูููุฑู ููู. ููููููููู: ุนูููู ู ุนูุจูุฏูู ุฃูููููู ููุง ููุบูููุฑู ุงูุฐูููููุจู ุบูููุฑูู”
โSegala puji bagi Allah, โMaha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.โ Kemudian ia bertahmid dan bertakbir tiga kali, lalu berdoa kembali, “Maha suci Engkau, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku.” Kemudian ia tertawa, maka aku (Ali bin Abi Rabiah) bertanya kepadanya, “Apakah yang membuatmu tertawa wahai Amirul Mukminin.โ Kemudian ia menjawab “Sungguh aku melihat Rasulullah berbuat seperti yang aku telah lakukan.” Kemudian beliau (rasul) tertawa lalu aku bertanya kepadanya “Apakah yang menjadikanmu tertawa wahai Rasulullah?” Beliau mejawab,ย โAllah takjub kepada hambanya saat ia berdoa, โYaa Robb ampunilah aku, dan Allah berkata,โย Sungguh hambaku tahu bahwasanya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Aku.โย
Posisi Dasar Menunggang Kuda
Pertama, kaki dan jari-jari yang sudah masuk ke sanggurdi, tidak boleh masuk terlalu dalam. Kaki memulai pijakannya pada bagian telapak depan setelah penghabisan jari. Tumit selalu menghadap ke bawah (tanah) dan keselurahan jari menghadap ke arah depan.
Ini berfungsi untuk mengurangi resiko terseret ketika jatuh saat menunggang. Lalu betis dan siku kakinya harus menempel dan mencengkeram kuat badan kuda.ย Posisi tubuh tegak dengan memajukan ulu hati ataupun dada dan tidak membungkuk.ย Tangannya hampir memegang tali kendali dengan tekhnik seperti memegang gagang cangkir dan siku agak sedikit ditekuk. Terakhir, kepala atau dagu diangkat agar pandangannya bisa lurus kedepan.
Yang penting,ย dari anggota tubuh di atas bagian kepala belakang punggung, ujung pantat dan tumit kaki berada dalam satu garis lurus. Semua bentuk di atas diakukan dengan posisi tubuh dalam keadaan rileks hingga akhir latihan. Wallahu ta’ala a’lam.*/ Iqbal Azhar Aziz, Pembina Solo Berkuda