IMAM IBNU MUBARAK rahimahullah Ta’ala menyampaikan,” Seseorang disebut alim (pandai) selama ia menilai bahwa di negerinya ada orang yang lebih pandai darinya. Jika ia menyangka bahwa dia adalah orang yang paling pandai di negeri itu, maka ia adalah orang bodoh.” (Tanbih Al Mughtarrin, hal. 14)