IMAM IBNU MAKHLAD AL ANDULUSI jauh-jauh dari Andalusia (Spanyol) menuju Baghdad untuk menuntut ilmu kepada Imam Ahmad. Namun, menjelang masuk wilayah Baghdad beliau memperolah kabar bahwa penguasa Baghdad yang menganut Mu’tazilah di waktu itu melarang Imam Ahmad untuk menyampaikan ilmu kepada siapa pun.
Akhirnya diam-diam Ibnu Makhlad menemui Imam Ahmad di rumah beliau di Baghdad dan menyampaikan,”Saya Abdullah dan ini adalah kesempatan pertama masuk ke Baghdad. Saya minta izin untuk mendatangi Anda dengan memakai pakaian pengemis dan saya mengatakan di pintu sebagaimana apa yang mereka katakan. Jika Anda menyampaikan satu hadits saja dalam satu hari, maka hal itu cukup bagi saya”. Imam Ahmad menyetujui usulan itu, dengan syarat agar Ibnu Makhlad tidak menampakkan diri di majelis hadits dan berkumpul bersama para pencari hadits. Syarat itu pun disanggupi oleh Ibnu Makhlad.
Akhirnya Ibnu Makhlad berdandan seperti pengemis dengan mengenaikan kain khirqah di kepala yang merupakan simbol kefakiran serta berjalan dengan tongkat, sedangkan pena dan kertas disembunyikan di balik baju. Sampai di depan pintu rumah Imam Ahmad beliau berseru,”Upah, semoga Allah merahmati Anda”, sebagaimana yang dikatakan oleh para pengemis. Imam Ahmad pun keluar dan menutup pintu lalu menyampaikan satu-dua hadits dari dalam rumah.
Ibnu Makhlad pun menjalani belajar dengan menyamar menjadi pengemis hingga hukuman terhadap Imam Ahmad berakhir karena meninggalnya sang penguasa dan Ibnu Mahlad memperoleh 300 hadits dengan cara belajar yang demikian. (lihat, Al Minhaj Al Ahmad fi Tarajim Ashab Al Ahmad, 1/177).