ABU IQAL adalah seorang ahli ibadah keturunan bangsawan yang memilih hidup zuhud. Saat itu berkata kepada sahabatnya Abu Bakr Sa’dun, Wahai Abu Bakr,” Telah hilang dari hatiku kecintaan kepada dunia, yang tinggal adalah kecintaan terhadap wanita.”
Lalu, Abu Iqal menceritakan bahwa suatu saat itu melakukan thawwaf dengan mata yang sengaja ditutup, takut terhadap fitnah perempuan. Saat itu pula seorang wanita dari Khurasan melihat Abu Iqal yang sedang thawaf. Orang-orang pun berkata kepada kepada wanita itu,”Itu adalah laki-laki dari bangsawan Maghrib, yang telah mentalaq dunia, namun masih tersisa dalam hatinya kecintaan terhadap wanita.”
Wanita dari Khurasan itu lantas berkata,”Aku akan menikahinya!” Akhirnya, wanita itu mengirim orang kepada Abu Iqal, dan ia pun memberi jawaban,”Aku tidak menikahimu, kecuali engkau meninggalkan dunia, dimana ia tidak tersisa dari dirimu, seperti keadaanku.”
Jawaban itu disampaikan kepada wanita Khurasan tersebut, dan ia pun menyanggupinya. Dan akhirnya kedua insan itu pun menikah.
Abu Iqal pun serumah dengan istrinya tersebut hingga ia wafat. Setelah itu istrinya juga wafat dan keduanya di makamkan di Makkah. (Ma’alim Al Iman, 2/228,229)