Oleh : Ali Akbar bin Aqil
SEORANG ustad dalam sebuah potongan video yang diunggah sebuah TV berlangganan di Indonesia memberikan pernyataan yang sangat menohok tentang persatuan umat Islam dalam menuntut keadilan atas kasus penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Sang Ustad menggunakan kalimat yang sangat kasar dan tak pantas diucapkan oleh seseorang yang dipanggil ustad. Bagaimana bisa seorang “ustad” mengeluarkan pernyataan, “Persatuan Kebun Binatang,” ketika melihat saat ini sedang bersatu.
Di tengah semangat pecah-belah yang dihembuskan orang-orang yang memusuhi Islam, ukhuwah menjadi menjadi sangat penting. Bagaimana bentuk ukhuwah dan apa saratnya?
Dr. Abdul Halim Mahmud dalam bukunya “Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah” merinci satu persatu permasalahan itu, sebagai berikut:
Ta’aruf
Kata ta’aruf berarti saling mengenal. Misalnya ada kalimat ta’araftu ila Fulan artinya: saya memperkenalkan diri kepada si Fulan. Di sini dimaksudkan, hendaknya seorang Muslim mengenal saudaranya yang seiman, menyangkut nama, nasabnya dan status sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita, akan menjadi kunci pembuka hati persaudaraan.
Sudahkan kita melakukan usaha sungguh-sungguh untuk mengenal karakteristik umat Islam yang tengah bersatu dari berbagai elemen dan organisasi ini? Ataukah hanya berhalusinasi dalam mengeluarkan tuduhan semacam di atas?
Ta’aluf
Kandungan makna Ta’aluf adalah: menyatunya seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim. Bahwa semangat bersatu kepada saudara seiman dan seakidah hendaknya menjadi jiwa Muslim. Rasulullah bersabda, ”Orang mukmin itu mudah disatukan. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menyatu dan tidak bisa mempersatukan.” (HR.Imam Ahmad).
Memang ada orang-orang yang tidak termasuk bagian dari sabda Nabi yang “mudah disatukan.” Bahkan tak sedikit kelompok menyatukan paling ahlussunnah selalu menyoal persatuan umat, sebentar rukun sebentar cakar-cakaran. Mereka bahkan diam soal penistaan agama yang dilakukan oleh seseorang yang bahkan agamanya di luar Islam.
Tafahum
Syarat ukhuwah selanjutnya adalah tafahum, yakni sikap saling memahami antara seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim, dengan menciptakan kesepahaman dalam prinsip-prinsip pokok ajaran Islam (ushuluddin), lalu hal-hal yang berkaitan dengan masalah cabang (furu’iyyah). Kita diperingatkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala agat tidak saling berbantah-bantahan.
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصٰرَكُمْ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم مَّنْ إِلٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِهِ ۗ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ ﴿الأنعام:٤٦﴾
”Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya serta janganlah berbantah-bantahan yang akan mengakibatkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian.” (QS.Al-Anfal:46)
Ada juga kelompok yang tak mau mendengarkan untuk bisa saling membangun kesepahaman antara umat lintas harakah. Baginya, yang ia anggap sesat adalah sesat selama-lamanya. Ia dan kelompoknya selalu mudah menjatuhkan vonis kesesatan kepada pihak-pihak yang berseberangan dan tak sepaham dengannya. Akibatnya, ia berbicara tanpa sopan santun.
Ri’ayah dan Tafaqud
Ia adalah sikap respek seorang Muslim dengan yang lainnya. Bila saudaranya membutuhkan bantuan, maka tanpa dimintanya segera bergegas memberikan bantuannyasesuai dengan kemampuannya.
Termasuk dalam pengertian ri’ayah dan tafaqud adalah menutupi aibnya, serta berusaha menghilangkan rasa cemasnya.
Memang, persatuan umat Islam di Tanah Air belum sempurna. Seharusnya, kita datang membawa solusi yang menyempurnakan. Namun dalam kenyataannya, banyak juga yang sibuk membuka aib, kekurangan, dan ketidaksempurnaan itu ke publik dengan sangat vulgar lengkap dengan kata-kata tak senonoh.
Ta’awun
Ta’awun berarti saling membantu. Maksudnya, Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan kita untuk saling membantu melaksanakan kebaikan (al-birr), dan meninggalkan kemunkaran (at-taqwa). Dengan ber-ta’awun yakni memberi petunjuk kepada saorang Muslim untuk mendapatkan ridha Allah, serta melakukan amal sholeh lebih berharga dari pada memperoleh suatu yang sangat istimewa.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, ”Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwah yang kau sampaikan kepadanya, sungguh hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah..” (HR.Abu Dawud)
Pernyataan Sang Ustad yang saya jadikan contoh di atas bisa merugikan perjuangan umat. Orang-orang yang tidak suka dengan persatuan umat akan menjadikannya sebagai pisau yang menikam umat, menjadikannya sebagai bahan olok-olokan. Jika ini terjadi, apakah tak termasuk dalam bagian menolong dalam keburukan dan kejahatan?
Tanashur
Langkah ukhuwah yang terakhir ini adalah sejenis dengan ta’awun. Hanya pengertian tanashur lebih mendalam dan lebih luas lagi, bahkan di sana menggambarkan semangat cinta dan loyalitas.
Tanashur memiliki makna:
– Tidak menjerumuskan saudaranya kepada sesuatu yang buruk
– Mencegah sudaranya agar tidak tergelincir dalam tindak dosa dan kejahatan
– Menolongnya menghadapi setiap orang yang menghalanginya dari jalan kebenaran, hidayah dan dakwah
– Memberikan pertolongan kepada orang yang dizhalimi maupun yang menzhalimi (mencegah perbuatan zhalim) tersebut.
Semoga kita termasuk manjadi bagian orang-orang yang menginginkan ukhuwah dan persatuan Islam.*
Penulis pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang