SIAPA tidak ingin namanya dipanggil-panggil oleh pintu surga agar segera memasukinya? Sesuatu yang sangat dirindukan oleh seluruh orang beriman ketika hidup di dunia. Dan untuk mendapatkannya tiket antri tersebut, mereka telah banyak berkorban dengan harta, jiwa, dan raga.
Sebagiannya menghabiskan harta atau harus mengakhiri hidupnya dengan tusukan pedang atau hantaman peluru musuh di tubuh. Sebagian lainnya dengan digantung atau diracun, dan sebagiannya karena penyakit akibat kepayahan yang mendera sehari-hari.
Sebagiannya menekuni shalat berjamaah, berhaji, berpuasa, dan juga yang istiqamah bersedekah dalam rezekinya yang pas-pasan, atau amalan-amalan lain yang mereka kehendaki. Mereka tegar dan terus beramal, melangkah menuju surga-Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan kini, pintu-pintu berkah itu ada di hadapannya. Akan tetapi, mereka bingung, mana yang dapat dimasuki? Sebab, ia tidak dapat menyelinap atau berdesakan untuk memasukinya. Seseorang harus dipanggil dulu oleh sang pintu agar ia terbuka dan ridha untuk dimasukinya.
Surga memiliki banyak pintu. Bagi yang ahli shalat, maka Babur Shalah akan memanggil-manggil namanya. Bagi yang gemar berpuasa maka Babur Rayyan akan memanggil-manggil namanya. Dan seterusnya.
Nah, Babur Shadaqah juga berbuat demikian. Ia akan memanggil nama-nama yang ketika di dunia gemar bersedekah, sehingga Allah mencintainya.
Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa menyedekahkan dua pasangan kuda fisabilillah, niscaya akan dipanggil di surga kelak; wahai hamba Allah, inilah kebaikan. Jika ia ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Jika ia ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Jika ia ahli sedekah, ia akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan jika termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu A-Rayyan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dengan kata lain, mereka yang gemar bersedekah berarti telah memegang salah satu kunci pintu surga. Ia tinggal merawat kunci tersebut, alias memelihara pahala sedekah. Jangan sampai rusak, apalagi hilang untuk digunakan pada saatnya nanti.*/Sudirman (Dari buku Sedekah Bikin Kaya dan Berkah karya Ust. Ubaidurrahim El-Hamdy, M.A.)