Oleh: Muhaimin Iqbal
JUDUL ini saya ambilkan dari judul sebuah buku yang sangat baik yang saya temukan di Islamic Book Fair kemarin. Bahasanya agak lucu karena memang ditulis dalam bahasa melayu oleh ulama negeri jiran yang juga Mufti Kerajaan Negara Brunei Darussalam. Nama lengkap beliau adalah Pehin Datu Sri Maharaja Dato Paduka Seri Setia Dr. Ustadz Haji Awang Abdul Aziz Bin Juned. Buku ini menjadi semacam panduan bagi rakyat Brunei, untuk bisa berobat dengan Al-Qur’an melalui cara yang benar – disamping ikhtiar dengan obat-obat yang sifatnya bendawi.
Berubat dengan Al-Qur’an – yang oleh penulis tersebut disebut sebagai ‘Perubatan Langit’ lebih diutamakan dibandingkan dengan berobat dengan benda yang dia sebut ‘Perubatan Bumi’.
Mengapa demikian? Antara lain karena di dalam Al-Qur’an kata benda yang bermakna penyembuhan (syifa’) disebut 4 kali tetapi hanya 1 yang terkait dengan benda fisik (QS 16 : 69), yang 3 kali tidak terkait fisik (QS 10:57; 17:82 ; 41:44). Dua lagi kata kerja (yasfi) disebut di QS 26 :80 dan QS 9 :14 juga tidak terkait dengan fisik.
Tiga kata benda yang tidak terkait fisik dan dua kata kerja tersebut – totalnya lima kata; semuanya terkait khusus dengan orang-orang yang beriman. Yang terkait dengan manusia pada umumnya ya hanya satu yang berupa benda fisik tersebut (QS 16:69).
Dengan perbandingan ini bisa dipahami bahwa kalau Allah menurunkan obat untuk manusia di bumi berupa ‘Perubatan Bumi’ – maka dia bersifat umum untuk seluruh manusia. Madu misalnya baik untuk orang yang beriman maupun orang yang tidak beriman. Habatus sauda (Nigella sativa L, Jinten Hitam) bisa menyembuhkan orang yang beriman maupun yang tidak beriman – oleh karenanyalah Jintan Hitam (Black Cumin) bahkan sudah dipatenkan di Amerika sebagai obat diabetis, kanker dlsb.
Tetapi seluruh pengobatan dengan fisik tersebut, menurut Dokter peneliti jepang Dr. Shigeo Heruyama diakui memang hanya bisa menyembuhkan 20 % dari penyakit yang ada di dunia. Ini tidak mengherankan karena memang mayoritas penyakit penyembuhannya tidak terkait dengan fisik , tetapi lebih banyak terkait dengan yang sifatnya non fisik.
Lantas siapa yang diberi ‘Perubatan Langit’ ini ?, ya siapa lagi kalau bukan yang disebutkan di 5 ayat tersebut diatas yaitu orang-orang yang beriman. Dengan apa perubatan langit ini turun ?, ya dengan Al-Qur’an dan contoh-contoh langsung yang diberikan oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Ada ungkapan yang berulang di buku Datu ini yang saya juga temukan di kitab Ath-Thibbun Nabawi karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Ungkapan tersebut berbunyi “…orang yang tidak dapat disembuhkan dengan Al-Qur’an;maka Allah tidak akan menyembuhkannya. Orang yang tidak dicukupkan dengan Al-Qur’an , maka Allah tidak akan mencukupkannya.”
Pernyataan tersebut diambil oleh Ibnu Qayyim dari ayat Al-Qur’an;
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur’an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS: Al ‘Ankabuut [29] :51).
Dengan ketersediaan obat yang lima kali lebih banyak dari orang lain, mengapa negeri-negeri Islam saat ini masih terus mengimpor obat justru dari negeri-negeri non-muslim? Di situlah masalahnya, bahwa bisa jadi kita memang baru ber-Islam – tetapi belum beriman. Sedangkan yang dijanjikan perubatan yang lima kali lebih banyak tersebut adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang yang baru ber- Islam.
Di mana bedanya? Bedanya dijelaskan pula di Al-Qur’an melalui dua ayat berikut:
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah tunduk”, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS: al-Hujurat [49]: 14-15)
Jadi kalau kita ingin bisa meng-akses biaya kesehatan yang dijamin ampuh lagi murah, jalannya hanya satu yaitu menjadi orang yang benar-benar beriman! InsyaAllah.*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar. Kolumnis hidayatullah.com