UPAYAKAN selalu menyandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara berdoa dan shalat, agar Dia membukakan hati Anda dan hatinya kepada sikap yang baik dan menampakkan kepada kebenaran. Setelah memanjatkan doa, Anda akan mendapati Anda telah dibersihkan, dan mendapat kemudahan untuk melakukan kebaikan kepada suami. Ini merupakan berkah doa yang Anda panjatkan.
Doa tersebut hendaknya dipanjatkan setiap waktu, akan tetapi lebih dibutuhkan lagi setelah terjadi perselisihan dengan suami.
Yang juga perlu dilakukan, berdandanlah untuk suami dengan menggunakan pakaian yang paling bagus, serta memakai parfum. Lalu datangilah suami Anda untuk membuka pembicaraan dengannya.
Perlu ditegaskan, jangan berbicara dengan suami kecuaIi setelah Anda berdandan dan berhias. Karena dengan begitu, suami merasa bahwa Anda mendatanginya untuk mendapatkan keridhaannya dan membahagiakannya, bukan untuk berkelahi dan menuntutnya. Berhiasnya Anda untuknya juga berperan menyiapkannya secara psikologi untuk menerima setiap ucapan Anda dan juga sebagai pelaksanaan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala;
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilat: 34)
Ingatlah kelanjutan ayat tersebut, yaitu:
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushshilat: 35)
Langkah yang lain adalah, datangilah suami dengan langkah yang tenang dan pandanglah dia dengan pandangan yang dia dapat merasakan kecintaan dan kasih sayang, dan tersenyumlah di hadapannya. Setelah Anda dekat dengannya, letakkan tanganmu di atas tangannya dan katakan kepadanya sambil mengusap anggota tubuhnya, “Demi Allah, aku tidak akan bisa tidur nyenyak hingga Anda ridha.”
Perlakuan yang baik ini akan menjadikannya merasa malu kepadamu meskipun dia yang bersalah. Dia akan mengingat kata-katamu di hatinya dan dia akan membuka pendengaran, penglihatan, akal, dan hatinya untukmu. Setelah itu diskusikan sebab terjadinya perselisihan.*/Oleh Nashir Asy-Syafi’i, dari bukunya Bunga-bunga Istri Tercinta. [Tulisan selanjutnya]