OMONG-omong soal kisruh reklamasi Teluk Jakarta, ini penampakan terbaru perkembangan proyek bermasalah tersebut.
Foto udara ini diambil dalam sebuah penerbangan komersial rute Balikpapan–Jakarta, Ahad (18/09/2016).
Dijepret beberapa saat sebelum pesawat mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, sekitar pukul 12.42 WIB.
Pantauan hidayatullah.com, tampak dua pulau buatan (Pulau C dan D) yang terletak di sisi utara bagian barat Provinsi DKI Jakarta, tepatnya di pesisir kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Pulau buatan ini dikerjakan oleh PT Kapuk Naga Indah.
Terlihat adanya geliat pembangunan di pulau ini; kapal-kapal tongkang di sekitar pulau, mobil-mobil crane, serta sejumlah blok bangunan yang telah berdiri. Kapal-kapal tongkang yang sedang tanpa muatan itu sepertinya menandakan pembangunan belum dimulai lagi.
Sebanyak 17 pulau direncanakan dibangun dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta tersebut, melibatkan sejumlah perusahaan. [Baca juga: Reklamasi Bentuk Pemerkosaan Ibu Kota]
Proyek ini sempat dihentikan sementara (dimoratorium) melalui keputusan (mantan) Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.
Namun, pengganti Rizal, Luhut Binsar Pandjaitan mencabut moratorium itu awal September ini. Keputusan Luhut memicu kontroversi dan banyak disorot aktivis lingkungan dan sosial.
Selasa (13/09/2016) lalu, aksi penolakan terhadap reklamasi Teluk Jakarta kembali digelar, kali ini di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, oleh ratusan nelayan dan mahasiswa.
“Ketika Pak Luhut sekarang mau melanjutkan (reklamasi), apakah dia sudah ada kajian? Saya pernah berbicara dengan beberapa nelayan di sana, bahwa, termasuk izin lingkungan harusnya melibatkan mereka, tapi tidak pernah ada sama sekali analisis dampak sosial ekonomi sama sekali, tidak pernah dilibatkan,” ungkap Ketua BEM UI Arya Adiansyah dalam aksi itu dikutip media. [Baca: Lanjutkan Reklamasi Teluk Jakarta, Luhut Dinilai Langgar Konstitusi]
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa waktu lalu, muncul sebuah film berjudul “Rayuan Pulau Palsu” produksi WatchDoc. Film yang disutradarai Randi Hernando ini mengisahkan nelayan di Muara Angke, Jakut, yang harus berhadapan dengan kekuatan pemodal melakukan ekspansi properti lewat reklamasi di Teluk Jakarta.*