Hidayatullah.com– Novel berjudul KEMI (Cinta Kebebasan yang Tersesat) karya Adian Husaini sebentar lagi akan difilmkan.
“InsyaAllah, dalam waktu dekat, Film “KEMI” akan segera mulai diproduksi,” kata Adian Husaini, penulis Trilogi Novel Kemi kepada hidayatullah.com, Rabu (27/01/2016).
Menurut Adian, langkah pembuatan film itu dilakukan setelah berkonsultasi dengan beberapa ulama dan banyaknya usulan dan desakan dari pembaca agar Novel Kemi sebaiknya diaktualkan dalam bentuk film layar lebar.
Sastrawan taufiq Ismail mengapresiasi Novel Kemi, sebagai satu novel yang berhasil menggambarkan Pondok Pesantren dan Kyai-nya sebagai sistem pendidikan ideal. Novel Kemi dikenal dengan dialog-dialognya yang khas dan tinggi dalam mengungkap kelemahan pemikiran-pemikiran liberal dalam Islam. ( https://insists.id/kemi-cinta-kebebasan-yang-tersesat-novel-perdana-dr-adian-husaini/).
Film “Kemi” akan disutradarai oleh Heru W. Sukari, seorang sineas senior yang juga dosen di Institut Kesenian Jakarta. Selain memiliki pengalaman yang panjang dalam dunia sinematografi, Heru W. Sukari juga punya komitmen untuk berjuang melahirkan film-film yang baik, apalagi yang memiliki visi pencegahan dan penanggulangan terhadap paham-paham liberal. “Alhamdulillah, Mas Heru Sukawi yang menghubungi saya dan menyampaikan ketertarikannya untuk melahirkan Film Kemi,” kata Adian.
Saat ini, persiapan produksi film Kemi memasuki tahap finalisasi skenario, pendataan calon-calon pemain, dan penggalangan dana infaq serta calon produser. “Kami ingin membuat film yang berkualitas tinggi,” tambah Adian.
Mengapa harus Film? “Saat ini, diakui, media audio-visual, seperti Film, merupakan media dakwah yang paling efektif bagi masyarakat luas,” kata Heru W. Sukawi. Menurutnya, jangan sampai umat Islam hanya mengeluh, marah, dan protes terhadap munculnya aneka film yang mengumbar paham dan perilaku liberal. “Kita harus membuktikan, bahwa kita bisa berkarya; bisa menampilkan produk film bermutu yang mampu menunjukkan bahwa paham-paham liberal sangat lemah pijakan berpikirnya dan membahayakan iman dan akhlak manusia,” tambahnya.
Karena itulah Heru W. Sukawi mengajak umat Islam Indonesia memberikan dukungan terhadap produksi film Kemi ini, dengan cara memberikan infaq-nya atau bersedia menjadi produser, baik sendiri maupun bergotong royong. “InsyaAllah, dengan izin Allah, kita mampu melakukan sesuatu yang besar jika kita bekerjasama,” tambah Adian Husaini, yang belum lama ini meluncurkan lima judul buku dalam rangka 50 tahun perjalanan hidupnya. *