Hidayatullah.com– Otoritas kesehatan Uni Emirat Arab (UEA), hari Selasa (24/5/2022), mengkonfirmasi kasus pertama virus cacar monyet pada seorang wanita muda yang baru datang bepergian dari Afrika Barat.
Dilansir Associated Press, pemerintah mengatakan masih sedikit informasi yang diketahui tentang pasien itu, tetapi menegaskan bahwa aparat sedang menyelidiki orang-orang yang kontak dengannya dan “mengambil semua tindakan yang diperlukan” guna meredam penyebaran virus cacar monyet.
Dalam pernyataannya pemerintah tidak menyebutkan di mana kasus itu ditemukan di antara tujuh wilayah keemiran yang tergabung dalam federasi UEA.
Diagnosis di UEA menandai kasus pertama cacar monyet yang dilaporkan di Semenanjung Arab. Israel mencatat kasus pertama yang dilaporkan di Timur Tengah awal pekan ini. World Health Organization sejauh ini telah mengidentifikasi lebih dari 100 kasus di berbagai negara di dunia.
Kasus-kasus penyakit terkait cacar monyet sebelumnya hanya terlihat di antara orang-orang yang memiliki hubungan dengan Afrika tengah dan Barat. Tapi Inggris, Spanyol, Portugal, Italia, Amerika Serikat, Swedia dan Kanada semuanya melaporkan infeksi, kebanyakan pada pria muda yang sebelumnya tidak pernah bepergian ke Afrika. Prancis, Jerman, Belgia dan Australia juga telah mengidentifikasi kasus serupa.
Virus ini berasal dari primata dan hewan liar lainnya dan menyebabkan demam, nyeri tubuh, kedinginan, dan kelelahan pada sebagian besar pasien. Orang dengan kasus yang parah dapat mengalami ruam dan lesi di wajah, tangan, dan bagian tubuh lainnya.*