Hidayatullah.com– Kapal Ramadhan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tiba di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat pagi (01/06/2018).
Di daerah tujuan pertama ini, lembaga kemanusiaan itu menyalurkan 3.700 paket bahan pangan yang akan diimplementasikan oleh 11 relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).
“Di sini kita nurunin 3.700 paket bersama 11 relawan,” kata Koordinator MRI Indonesia Timur, Ruli Reynata, seperti dilansir Islamic News Agency (INA), kantor berita yang diinisiasi JITU.
Penyaluran bantuan paket bahan pangan terdiri dari beras, gula, minyak goreng, dan ikan asin itu kepada penduduk Muslim yang berkekurangan di Kabupaten Maumere, Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.
Ruli juga mengungkapkan, ada beberapa daerah tujuan di kabupaten-kabupaten tersebut yang belum dialiri listrik.
Pada tujuan pertama ini, Kapal Ramadhan tidak menurunkan tim medis dikarenakan sulitnya akomodasi yang dijangkau ke titik tujuan penyaluran bantuan.
Setelah Labuan Bajo, Kapal Ramadan akan berlayar kembali menuju daerah tujuan selanjutnya, yaitu Pulau Kalabahi, Kabupaten Alor, NTT.
Berbagi Kebahagiaan
Sebelumnya, Kapal Ramadhan itu dilepas menuju NTT. Acara pelepasan dihadiri langsung oleh Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Soni Sumarsono di Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru, Sulsel, Rabu (30/05/2018).
Dalam sambutannya, Vice Presiden ACT Iqbal Setyarso mengatakan, Kapal Ramadhan adalah ikhtiar menggugah kesadaran bangsa Indonesia untuk berbagi kebahagiaan dengan saudara sebangsa yang kekurangan, khususnya di NTT.
“Apa yang kami lakukan adalah etalase ikhtiar yang tidak boleh hilang dari ingatan kita bahwa dimana ada kesulitan selayaknya kita yang berlebih senantiasa membersamai mereka. Hanya dengan inilah bangsa ini akan terjaga dari rahmat Allah,” papar Iqbal.
Iqbal menjelaskan lembaga kemanusiaan itu lahir sebagai organisasi tanggap bencana alam. Namun seiring berjalannya waktu, katanya lembaga itu semakin memahami masih ada bencana lain yang lebih besar, yaitu bencana kemanusiaan.
Dan bencana kemanusiaan yang lebih berbahaya adalah bencana kemiskinan.
“Organisasi yang berani menghadapai bencana kemiskinan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berani bekerja keras dan berani merawat ikhtiar untuk mengingatkan orang lain,” tegas Iqbal.
Oleh sebab itu, Iqbal menyampaikan terima kasih kepada bangsa Indonesia yang peduli dan mau bergerak mengentaskan bencana tersebut.
Iqbal menyebut gerakan itulah yang akan menjadi benteng dalam menghadang bencana apapun.
“Ikhtiar inilah benteng terbaik untuk menolak bencana apapun. ACT tidak hebat tanpa ada orang lain yang peduli. Maka pahlawan hari ini adalah mereka yang tergerak hatinya untuk membantu orang lain, kami hanya wasilah, perantara untuk menyampaikan maksud baik dari bapak ibu sekalian,” pungkas Iqbal.
Seperti diketahui, agenda Kapal Ramadhan itu membawa 10 ribu paket sembako yang disalurkan kepada 10 ribu kepala keluarga di daerah minoritas Muslim di Provinsi NTT. Bantuan disalurkan ke 47 desa dan 22 kecamatan yang terpisah di pulau-pulau kecil.
Kapal Ramadhan menempuh perjalanan sejauh 1200 km mengarungi lautan selama enam hari. Kapal juga membawa 100 lebih relawan yang terdiri dari dokter, paramedis, rescue, dan awak media.
Kapal Ramadhan adalah produk filantropi program ramadhan dari lembaga itu. Program digulirkan untuk menggugah kepedulian sosial atas problem akut kemiskinan di sebagian wilayah Indonesia.* Ally Muhammad Abduh