Hidayatullah.com- Anak punk dan anak jalanan kerap dipandang sebelah mata. Meskipun mereka sudah mulai rutin ikut pembinaan, namun gaya atau tampilan masa lalu masih kuat melekat.
Walaupun sudah mantap berhijrah, sebagian mereka sesekali masih suka turun di jalanan untuk sekadar mengingat masa lalu atau kembali mengais rezeki di saat situasi sulit seperti saat ini.
Melalui program hapus tato, IMS merangkul anak punk sejak 2017 yang lalu. Dilanjutkan dengan pembinaan hingga saat ini yang dikenal dengan Sahabat Hijrah.
Akibat dari pandemi Covid-19 inilah yang memisahkan IMS berkegiatan dengan mereka. Sebagai sambung tali silaturrahim, IMS mengajak mereka untuk berbagi dengan sesama.
Pundi-pundi uang mereka kumpulkan dengan bahu membahu mengamen untuk menghadirkan hidangan buka puasa dengan sesama di pertigaan lampu lalu lintas, Tambun, Bekasi Jawa Barat pada 27-28 Ramadhan 1441H/2020M yang lalu.
Mereka memiliki tagline “Berbagi Itu Mudah”. Itulah yang membuat mereka semangat untuk mewujudkannya dengan IMS.
Andre, salah seorang dari puluhan anggota Punk Kajian yang dengan sengaja menyisihkan yang hasil mengamen, lalu diserahkan ke IMS untuk dilengkapi jumlahnya agar kemanfaatannya dirasakan banyak orang.
“Alhamdulillah, meskipun dalam sehari mengamen dapat Rp 25.000, yang Rp 20.000 saya simpan untuk berbagi buka puasa, karena berbagi buka puasa pahalanya sama kata ustadz yang membimbing kami,” tuturnya ketika menyerahkan hasil ngamen untuk didonasikan.
Niatan mereka sangatlah tulus. Untuk menghargai itu, IMS mengundang dua komunitas punk, yaitu Tasawuf Underground kolong Tebet dan Punk Kajian Bekasi untuk berbuka puasa dan hapus tato lanjutan di Klinik IMS, serta pembagian sembako pada 29 Ramadhan kemarin.
“Kami tahu bahwa mereka rindu dengan kita semua untuk kembali aksi dan berbagi, namun karena wabah yang sedang terjadi untuk sementara waktu kita harus berhenti.
Pada momen Ramadhan ini, kami mengajak mereka untuk silaturahim. Tujuan kami mengundang mereka untuk menyambung tali silaturahim agar lebih dekat, mereka adalah bagian dari keluarga IMS,” ujar Direktur IMS Imron Faizin di sela-sela kegiatan berbagi sembako sehat.
Mukhotib pun menjelaskan, “Hapus tato di bulan Ramadhan ini merupakan treatment lanjutan bagi teman-teman punk yang sudah 4 kali melakukan hapus tato.”
“Kami bukan tidak menerima yang baru pertama hapus tato, akan tetapi waktu yang tidak memungkinkan serta masih adanya pandemi Covid-19,” imbuhnya.
“Kami bukan tidak butuh sembako, tetapi kami ingin agar anak yatim, dhuafa ikut berbahagia seperti kami. Boleh tidak sembako teman-teman sebagian dikumpulkan untuk disumbangkan?” tanya Ata dan Andre ke Ketua program Ramadhan 1441 H Arisky Romadhan.
“Terus terang, hati kami tersentak mendengar pertanyaan mereka, haru juga; meskipun penampilan mereka kumuh akan tetapi mereka masih punya hati untuk berbagi dengan sesama ditengah keterbatasan yang mereka miliki,” tutur Rizky sesaat setelah pembagian paket sembako dilangsungkan.
Paket sembako yang terdiri dari beras, gula, minyak goreng dan lain-lain yang mereka terima sebagian mereka salurkan lagi untuk- untuk anak yatim dan dhuafa. Mereka hanya mengambil seperlunya saja. Sungguh suatu kebaikan yang mengalir nilai manfaatnya.
Paket sembako yang diterima oleh anak jalanan dan punk hijrah ini merupakan paket bantuan dari BPKH & DT Peduli yang diamanahkan penyalurannya melalui Islamic Medical Service (IMS).* Kiriman Imron Faizin