KETAHUILAH bahwa di bulan Ramadhan seorang mukmin melakukan dua jihad terhadap dirinya, yaitu jihad di siang hari untuk berpuasa dan jihad di malam hari untuk bangun malam. Maka barangsiapa dapat menggabungkan dua jihad ini dengan memenuhi hak-haknya dan bersabar melakukannya, niscaya diberi pahala tanpa hitungan.
Ka’b berkata, “Seorang menyeru di hari Kiamat kelak, ‘Setiap orang yang menanam amal tertentu, akan diberi panenan (pahala)nya dan diberi tambahan kepadanya, kecuali para ahli Al-Qur’an dan orang yang berpuasa. Mereka diberi pahala tanpa hitungan, dan keduanya (Al-Qur’an dan puasa) memberikan syafaat kepadanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam al-Musnad, juga disebutkan dari Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari Kiamat. Puasa berkata: ‘Ya Rabb, aku telah menghalanginya dari makan dan minum di siang hari.’ Dan Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberikan syafaat untuknya.’ Maka, keduanya memberikan syafaat kepadanya.”
Puasa akan memberikan syafaat kepada orang yang meninggalkan makan dan semua jenis syahwat terlarang yang lain, baik pengharamannya karena puasa –misalnya syahwat makan, minum, hubungan suami istri, maupun foreplay-nya. Atau tidak berkaitan khusus dengan puasa –misalnya syahwat bicara haram yang berlebihan, mendengar yang haram, melihat yang haram, dan berbuat yang haram. Apabila puasa dapat menghalanginya dari semua keharaman itu, maka ia akan memintakan syafaat baginya di sisi Allah.
Ia akan berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari syahwat-syahwatnya, maka izinkan aku memberikan syafaat untuknya.” Ini bagi orang yang menjaga puasanya dan mencegah syahwatnya.
Adapun orang-orang yang menyia-nyiakan puasanya dan tidak menjauhi apa yang diharamkan Allah, maka layak bila mukanya ditampar dengan puasanya, seraya dikatakan, “Semoga Allah menyia-nyiakan kamu sebagaimana dulu kamu menyia-nyiakan aku.” Ucapan itu juga diucapkan bagi orang yang menyia-nyiakan shalat.
Salah seorang salaf mengatakan, “Apabila seorang mukmin menghadapi ajal (sekarat), maka dikatakan kepada malaikat, “Ciumlah kepalanya.” la berkata, “Aku mendapati Al-Qur’an di kepalanya.” Kemudian dikatakan lagi, “Ciumlah hatinya.” Malaikat menjawab, “Aku mendapati puasa di hatinya.” Lalu dikatakan kepadanya kembali, “Ciumlah kedua kakinya.” Malaikat menjawab, “Aku mendapati qiyamullail pada kedua kakinya.” Maka dikatakan, “Dia telah menjaga diri sendiri, semoga Allah menjaganya.”
Demikian pula Al-Qur’an. la hanya memberi syafaat kepada orang yang dia halangi dari tidur malam. Maka, barangsiapa membaca Al-Qur’an dan shalat malam dengannya, sungguh ia telah memenuhi hak Al-Qur’an, hingga ia akan memberinya syafaat.*
Dari buku Amalan Dahsyat di Bulan Ramadhan karya Ibnu Rajab Al-Hambali.