Oleh: Dr Nashirul Haq
Hidayatullah.com | RAMADHAN adalah bulan istimewa yang dimuliakan oleh Allah SWT. Inilah bulan yang lebih baik dibandingkan dengan bulan yang lain. Allah SWT menjanjikan keberkahan, ampunan, serta penghapusan dari dosa dan kesalahan.
Itulah sebabnya Rasulullah ﷺ, para Sahabat, serta Salafush-Shalih selalu menyambut kehadiran Ramadhan dengan penuh sukacita, serta melipatgandakan aktivitas ibadah dan amal shalih. Ramadhan memiliki banyak dimensi. Secara spiritual (ruhiyah), inilah saat bagi kita untuk merevitalisasi spirit, menghapus kesalahan-kesalahan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan meningkatkan semangat juang dalam rangka membangun peradaban Islam.
Secara fisik (jasmaniyah), Ramadhan adalah saat untuk berlatih dan membuktikan diri bahwa kita mampu menahan diri dari segala perbuatan yang sia-sia, apalagi yang menimbulkan dosa. Kita memiliki kemerdekaan dan kedaulatan penuh untuk memutuskan sesuatu, karena pengaruh setan telah sangat dikurangi. Karena itulah manusia dapat membuktikan bahwa dirinya bukanlah golongan setan yang suka melakukan kejahatan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
»إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنُ«
“Jika bulan Ramadhan telah masuk, maka pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu Jahanam akan ditutup, dan setan-setan pun dibelenggu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Ramadhan juga memiliki dimensi materi (maaliyah). Kaum Muslimin biasa menunaikan kewajiban membersihkan harta dalam tahun berjalan. Jumlah harta zakat, infaq, maupun sedekah pada bulan Ramadhan lebih besar dibanding jumlah dana sejenis pada 11 bulan lainnya. Umat Islam dapat memenuhi perintah agamanya untuk membuat kaum miskin bergembira, selama bulan Ramadhan dan seterusnya.
Baca: Amalan Bulan Ramadhan
Sukses Ibadah
Sebagaimana disebutkan dalam banyak Hadits, Ramadhan merupakan bulan ibadah. Tidak ada bulan dimana Rasulullah ﷺ meningkatkan ibadahnya melebihi dari bulan ini.
Itulah sebabnya kita harus mengisi hari-harinya dengan meningkatkan ibadah fardhu, khususnya shalat lima waktu secara berjamaah. Bersungguh-sungguh menghidupkan ibadah-ibadah sunnah (nawafil), seperti: shalat tarawih (qiyamu Ramadhan) dan shalat-shalat sunnah yang lain, dzikrullah, serta memperbanyak baca Al-Qur’an. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan banyak berdoa demi kemaslahatan diri maupun umat Islam secara menyeluruh, karena doa-doa orang yang sedang berpuasa itu mustajabah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
»ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ»
“Tiga golongan yang doanya tidak ditolak oleh Allah; yaitu orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang bertindak adil, dan doanya orang-orang yang teraniaya.” (Riwayat at-Tirmidzi).
Sukses Tarbiyah
Wahyu pertama diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah ﷺ pada bulan Ramadhan. Di dalamnya terdapat seruan Iqra’, yang mengajarkan kepada kita untuk “membaca” dalam pengertian yang luas. Pada setiap Ramadhan pula, Ruhul-Amin Jibril mendiktekan kembali al-Qur’an beserta maknanya kepada Rasulullah.
Sudah selayaknya kita memanfaatkan bulan ini untuk mempelajari kandungan al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Buatlah kegiatan untuk keluarga dan masyarakat yang dapat mempertajam iman, meningkatkan kualitas ibadah, menyempurnakan akhlaqul-karimah, serta meningkatkan semangat beramal shalih. Dengan itu semua, peradaban Islam akan terlihat keagungan dan keindahannya.
Sukses Dakwah dan Pelayanan Umat
Puasa Ramadhan mengantarkan kita untuk mencegah segala bentuk perbuatan jahat (sayyiat). Juga mengkondisikan kita agar meningkatkan amal-amal kebajikan (hasanat).
Di samping berusaha melakukan kebajikan untuk diri sendiri, kita juga dituntut untuk mengajak orang lain berbuat kebajikan dan memberi kemudahan kepada mereka untuk melaksanakan kebajikan tersebut. Apatah lagi dalam kapasitas kita sebagai pemimpin, ulama, tokoh, da’i, serta pejuang di jalan Allah SWT.
Rasulullah ﷺ mengingatkan:
«اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِأُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ»
“Ya Allah, barangsiapa yang diberi amanah untuk mengurusi suatu persoalan umatku kemudian ia mempersulit mereka, maka sulitkanlah ia. Dan barangsiapa diberi amanah untuk mengurusi suatu persoalan umatku kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah mereka.” (Riwayat Muslim).
Karenanya kita dituntut untuk membuat program yang dapat mengantarkan orang lain berbuat kebajikan, seperti: memberi layanan dakwah, penyebaran brosur, buku-buku agama, memasang spanduk pengingat, dan sejenisnya. Gerakan dakwah sebagai wujud pelayanan umat harus dimaksimalkan selama bulan suci Ramadhan.
Semangat ibadah yang tinggi di bulan suci berjalan seiring dengan semarak dakwah. Momen ini harus dimanfaatkan untuk memberikan pencerahan, edukasi, taklim, dan berbagai macam kegiatan dakwah.
Pada saat yang sama, kita juga berupaya memberi kemudahan kepada umat agar mereka dapat menunaikan kewajiban-kewajiban syariat, seperti pembayaran zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Pengelolaan ZIS harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan amanah umat ini wajib ditunaikan kepada yang berhak menerimanya sebagaimana ketentuan dalam al-Qur’an.
Allah SWT berfirman:
﴿إِنَّمَاالصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ﴾
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (at-Taubah [9]: 60).
Dengan terlaksananya syariat ZIS ini diharapkan dapat memberdayakan ekonomi umat, membantu kaum dhuafa, serta menggerakkan program tarbiyah dan dakwah menuju terbangunnya peradaban Islam yang agung. Semua bentuk kesuksesan di atas hanya dapat diraih jika dilandasi dengan niat yang tulus dan pemahaman yang memadai. Juga harus diiringi dengan tekad dan motivasi yang tinggi serta kesungguhan dan kerja keras (mujahadah).
Semoga Allah senantiasa memberi hidayah, keistiqamahan, serta kekuatan lahir dan batin agar kita dapat meraih kesuksesan dan kemenangan yang hakiki di bulan Ramadhan. Amin.*
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah. Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2019