Hidayatullah.com–Memanfaatkan waktu seoptimal mungkin, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah sangatlah penting. Terutama pada bulan Ramadhan, yang mana pahala dilipat gandakan.
Ramadhan bisa diibaratkan sebuah madrasah (tempat belajar), dimana kita orang-orang yang berpuasa dituntut untuk belajar banyak hal tentang islam. Out put dari madrasah Ramadhan ini adalah menjadi insan yang muttaqiin (bertakwa).
Momentum ini tidak disia-siakan oleh para pemuda Mesir. Mereka setiap harinya mengadakan perkumpulan menjelang buka puasa.
Mereka yang tergabung dalam majlis ilmu ini pun terdiri dari para pemuda yang sudah bekerja dan para remaja. Untuk para pemuda, waktu pagi sampai siang mereka gunakan untuk bekerja. Sedangkan para remaja sibuk dengan kegiatan “sekolah Ramadhan”, di mana mereka menghafal Al-Qur’an dan hadits serta khataman Al-Qur’an.
Beberapa saat menjelang buka, mereka berkumpul untuk membahas dan mengkaji suatu kitab. Dipilih diantara mereka yang paling senior dan mumpuni dalam keilmuan untuk menjadi pemateri. Materi yang mereka kaji adalah materi yang sudah disepakati. Untuk Ramadhan kali ini mereka menkaji kitab tentang potret kehidupan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum.
Bukan tanpa alasan mereka mengkaji tentang kehidupan para sahabat Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wasallam. Tapi mereka memang berharap bisa menapak tilasi kehidupan para sahabat. Betapa berharganya pelajaran yang bisa diambil dari kisah dan kehidupan para sahabat, terutama jika diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kita sengaja memilih kitab ini. Karena materinya enak dibahas. Tapi yang terpenting adalah kita mendapatkan ibrah dari kisah-kisah mereka. Dan kita berusaha untuk bisa mengikuti,” papar Umar selaku pemateri di kegiatan sekolah Ramadhan kepada hidayatullah.com.
“Kita harus memanfaatkan momen ini untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan para sahabat. Dan kita harus bangga dengan mereka. Kita usahakan untuk mengikuti jejak mereka,” tambah pemuda alumni fakultas farmasi yang kini bekerja di salah satu apotik di Kairo.

“Bagaimana mau mencintai para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kalau kita tidak mengenal mereka dan tidak mengetahui sejarah mereka. Untuk mewujudkan itu semua, maka momen sekolah madrasah ini sangat tepat. Karena kami bisa berkumpul setiap hari dan mengkaji sejarah para sahabat,” tambahnya kepada hidayatullah.com.
Selain mengkaji potret kehidupan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum, mereka juga mengkaji ilmu hadits dan fiqh.
“Kami setiap hari kumpul dan membahas tentang keislaman. Ada sejarah, hadits dan fiqh. Itu dilaksanakan setelah selesai tahfidz Al-Qur’an menjelang buka puasa,” ujar ‘Abdurahman, salah seorang remaja yang tergabung dalam kajian kehidupan para sahabat.
“Kami targetkan kajian tentang potret kehidupan para sahabat ini selesai selama Ramadhan, walaupun kemungkinan akan berlanjut setelah Ramadhan berakhir,” papar Umar selaku pemateri.*/Jundi Iskandar, koresponden hidayatullah.com di Mesir