Hidayatullah.com– Mantan anggota parlemen ‘Israel’ dari kalangan sayap kanan, Moshe Feiglin, membuat pernyataan mengejutkan dan mengundang kecaman internasional dalam sebuah wawancara dengan Channel 14. Ia menegaskan bahwa setiap anak dan bayi di Gaza adalah musuh, dan menyerukan agar Gaza diduduki serta “diselesaikan” tanpa menyisakan satu pun anak-anak.
Dalam tayangan yang viral pada Rabu (10/7/2024), mantan anggota Knesset itu bersikukuh bahwa “Gaza harus dikosongkan dari populasi saat ini”, termasuk anak-anak, karena ia meyakini mereka akan tumbuh menjadi “teroris”.
“Tidak ada warga sipil di Gaza. Setiap bayi yang lahir di sana adalah musuh masa depan ‘Israel’,” ujarnya.
“Musuhnya bukan Hamas. Setiap anak, setiap bayi di Gaza adalah musuh. Kita perlu menaklukkan Gaza dan membangunnya, dan tidak akan ada satu pun anak Gaza yang tersisa di sana. Tidak ada kemenangan lain,” ujar Feiglin dikutip Anadolu Agency (AA), yang juga mendesak pemerintah penjajah untuk “menyelesaikan masalah Gaza sekali dan selamanya” dengan kekuatan militer penuh.
Pernyataan ini memicu kecaman global di tengah laporan PBB yang menyebut 14.000 bayi di Gaza terancam meninggal dalam 48 jam akibat blokade total ‘Israel’.
Wakil Sekjen PBB Tom Fletcher menyatakan ‘Israel’ hanya mengizinkan lima truk bantuan pada 19 Mei, menyebabkan bayi-bayi dan ibu-ibu di Gaza terancam kelaparan dan kematian akibat malanutrisi.
Pernyataan mendapat sorotan luas dari media global membenarkan aksi genosida rezim penjajah.
NDTV (India) menyebut pernyataan Feiglin sebagai “pernyataan mengejutkan”, mengutip kata-katanya bahwa “setiap bayi yang lahir di Gaza adalah musuh ‘Israel’”, dan menegaskan bahwa ia menyerukan penjajahan hingga tak tersisa satu pun anak Gaza
Media Turki TRT Haber menyebut Feiglin sebagai “politikus sayap kanan ‘Israel’” yang melontarkan “skandal pernyataan”.
Pernyataan tersebut muncul di tengah eskalasi militer ‘Israel’ terhadap Jalur Gaza sejak Oktober 2023 yang telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil Gaza –mayoritas anak-anak dan perempuan—telah gugur akibat genosida.
Menurut Menteri Kesehatan Palestina, lebih dari 53.000 warga Palestina tewas, dan 121.950 terluka.
Blokade kemanusiaan yang berlangsung lebih dari 75 hari menyebabkan kelangkaan makanan, air, dan obat-obatan. Meski sempat diperbolehkan lima truk bantuan masuk pada 19 Mei, jumlah ini jauh dari kebutuhan minimum 500 truk per hari untuk mencegah kelaparan massal
Laman The Guardian dalam komentarnya menyebut hal ini sebagai bagian dari “pro-genocide propaganda” yang semakin sering muncul di saluran-saluran seperti Channel 14, dan menganggapnya sebagai “kampanye terencana untuk mendiskreditkan warga Palestina sebagai teroris yang tak pantas hidup”
Media Inggris lainnya menyatakan bahwa pernyataan ini memperburuk isolasi diplomatik ‘Israel’, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kejahatan perang dan pelanggaran HAM.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak penjajah ‘Israel’ atau Channel 14 atas pernyataan Feiglin. Namun, organisasi hak asasi di ‘Israel’ telah mengajukan permintaan agar sekitar 50 pernyataan pro-genosida yang mengudara di Channel 14 diselidiki oleh otoritas hukum atas dugaan pelanggaran hukum internasional.
Feiglin, pendiri partai Ze’ut yang anti-Perdamaian Oslo, lama dikenal dengan pandangan rasis. Pada 2023, ia menyerukan “pengusiran paksa warga Gaza ke Sinai”.
Pakar dari International Crisis Group menilai pernyataannya mencerminkan “arus utama politik ‘Israel’ yang semakin dehumanisasi Palestina”.*