Hidayatullah.com– Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai film Kau adalah Aku yang Lain berasal dari imajinasi yang keblinger, yang sangat jauh dari nilai-nilai faktual.
Film itu, kata Neta, juga melecehkan pekerja medis. Ia mencontohkan, dalam film itu, pasien yang sudah sekarat disuruh mengantre untuk perawatan.
“Ini gambaran bodoh orang yang tidak pernah ke rumah sakit,” ujar Neta saat dihubungi hidayatullah.com Jakarta, Sabtu (01/07/2017).
Dimana-mana, lanjutnya, pasien yang dalam kondisi gawat, dibawa ke UGD atau ICCU di rumah sakit.
Baca: Film “Kau adalah Aku yang Lain”, Pemuda Muhammadiyah: Literasi Toleransi Kepolisian Rendah Sekali
“Gambaran film ini, kan, seolah-olah melecehkan tim medis yang membiarkan pasien gawat tetap ikut antrean. Kalaupun di RS (Rumah Sakit) itu tidak ada UGD, pasti tim medis langsung menyarankan bawa ke RS yang ada UGD-nya,” ungkapnya.
Film itu pun, kata Neta, cenderung kontra produktif dengan kinerja profesional Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
“Untuk itu,” tegas dia,”Panitia festival pendek itu harus dievaluasi Mabes Polri.”* Andi