Hidayatullah.com– Film Kau adalah Aku yang Lain, yang menjuarai Police Movie Festival 2017 dan sempat diunggah oleh fanspage resmi Divisi Humas Polri, dinilai cenderung kontra produktif dengan kinerja profesional Polri.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, memandang, di tengah sorotan tajam terhadap institusi Polri, semua jajaran kepolisian seharusnya bisa menghindari tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan kontroversi atau tindakan kontra produktif.
Sebab, kata Pane, hal itu hanya akan merugikan citra Polri.
Baca: Film “Kau adalah Aku yang Lain”, Pemuda Muhammadiyah: Literasi Toleransi Kepolisian Rendah Sekali
“Belajar dari kasus ini, Polri tidak perlu terlibat dalam hal yang aneh-aneh seperti membuat festival film atau membuat klub sepakbola. Tapi Polri cukup bekerja profesional, proporsional, dan independen saja,” ujarnya saat dihubungi hidayatullah.com Jakarta, Sabtu (01/07/2017).
Kalau Polri konsisten dengan hal itu, lanjut Neta, pasti publik akan melihat karya nyata Polri dan mengacungkan jempol. Sehingga Polri katanya akan semakin dipercaya publik.
Selain itu, sebagaimana diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, IPW menilai, film Kau adalah Aku yang Lain yang mengundang kontroversi bahkan kecaman itu, berasal dari imajinasi yang keblinger, yang sangat jauh dari nilai-nilai faktual.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Baca: IPW: Film “Kau adalah Aku yang Lain” Jauh dari Nilai Faktual, Lecehkan Pekerja Medis
Film itu, kata Neta, juga melecehkan pekerja medis. Ia mencontohkan, dalam film itu, pasien yang sudah sekarat disuruh mengantre untuk perawatan.
“Ini gambaran bodoh orang yang tidak pernah ke rumah sakit,” ujar Neta.* Andi