Hidayatullah.com–Pejabat Turki secara resmi telah mengumumkan larangan semua acara yang diselenggarakan oleh kelompok lesbian, homoseksual, biseksual, transgander dan interseks di Ankara, ibukota negara tersebut.
“Sejak (Sabtu) 18 November dan sampai pemberitahuan lebih lanjut, semua acara film dan teater, pemutaran, panel, temu wicara, pameran, dan kegiatan lainnya telah dilarang,” tegas administrasi Ankara di situsnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Senin (20/11/2017).
Imbauan tersebut berargumen bahwa kejadian LGBT cenderung “memancing reaksi dalam segmen tertentu” masyarakat dan telah mengeluarkan larangan untuk “menjaga ketertiban umum”.
Larangan tersebut mulai berlaku pada hari Sabtu untuk periode “tidak terbatas” dan berlaku untuk semua pemutaran film, bioskop, theater dan pameran LGBT.
Baca: Turki Larang Pawai LGBT
Kantor gubernur Ankara mengumumkan pada hari Ahad mengatakan, larangan tersebut diberlakukan untuk melindungi “keamanan publik”, sebab peristiwa tersebut dapat menyebabkan permusuhan antara berbagai kelompok dan membahayakan “kesehatan dan moralitas” serta hak dan kebebasan orang lain serta memicu terorisme.
Dilansir dari BBC, Senin (20/11/2017), pengumuman dibuat menyusul pelarangan diselenggarakannya sebuah festival film homoseksual berbahasa Jerman pada 16 November 2017.
Homoseksualitas telah legal sejak diciptakannya republik Turki yang beralih pada sekuler tahun 1923 namun umumnya masyarakat tidak menginginkannya.
Perayaan homoseksual tahunan populer di Istanbul telah diblokir selama tiga tahun oleh pihak berwenang. Hal itu dilakukan karena alasan keamanan. Sebelumnya pada 2003, Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengizinkan digelarnya parade perayaan homoseksual.
Dalam sebuah pernyataan larangan penayangan film Jerman pekan lalu, petugas pemerintah Ankara mengatakan bahwa festival tersebut berisi konten yang dapat memicu dendam serta permusuhan pada sebagian kelompok masyarakat.
Baca: Priiit! Federasi Sepakbola Turki Didenda karena Pecat Wasit Gay
Pihak intelijen mengemukakan, pemutaran film itu dapat menimbulkan dampak negatif dan bersifat provokatif.
Sementara itu, penyelenggara acara menyampaikan, festival tersebut telah ‘diserang’ di media sosial sebelum larangan muncul.
Upaya pelarangan terhadap aktivitas LGBT membuat prihatin para aktivis pembala LGBT. Menurut mereka, kemerdekaan sipil di masa pemerintahan Presiden Recep Tayyib Erdogan semakin terbatas.
Awal bulan ini, Erdogan sangat marah atas adanya kuota untuk para homoseksual di sebuah komite lingkungan, dengan mengatakan bahwa hal itu bertentangan dengan nilai-nilai negara.
Para aktivis juga khawatir, hak mereka terkekang di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP).
Sebelum dilarang tiga tahun lalu, parade kaum homoseksual di Istanbul berjalan selama lebih dari 10 tahun tanpa insiden berarti.*